Wednesday, October 1, 2014

Trawas

Kisah ini terjadi sekitar 5 bulan yang lalu, saat kami sedang berada di lokasi peristirahatan di Trawas, suatu wilayah berhawa sejuk di Jawa Timur.
Setelah hampir seminggu berada di Surabaya menyelesaikan beragam urusan pekerjaan, aku memutuskan untuk beristirahat sejenak, Trawas adalah pilihan yang kuanggap ideal, selain sejuk juga sepi dan benar benar terbebas dari irama kehidupan kota besar.

Istriku yang dua hari lalu menyusulku ke Surabaya, setuju saja ketika kusampaikan rencanaku dan mobil yang kusewa selama aku di Surabaya di hari Jum’at pagi yang cerah itu mulai kupacu menuju “puncak” nya masyarakat Surabaya itu.

Melalui Pandaan akhirnya kami tiba dan hawa dingin sejuk segera menyergap ketika kami keluar dari mobil di halaman villa yang sudah kubooking sejak sebelum berangkat, sementara pegawai villa tersebut tergopoh gopoh mengangkut barang bawaan kami kedalam villa.

Villa yang kami sewa adalah sebuah bungalow mungil, dengan dua bungalow lain yang mengapit dalam satu halaman, berkamar satu dengan ruang tamu yang apik dan teras didepannya, halaman luas membentang dihadapan bungalow yang kami sewa tersebut, dan sebuah kolam renang mini yang bersih terdapat dibagian halaman belakang.

Ternyata kedua bungalow yang ada dikiri kanan kami sudah terisi, yang disebelah kiri sepasang suami istri berusia 30 an dengan satu anak berusia 10 an tahun nampak sedang berlari – lari dihalaman, sementara yang dikanan kami belum melihat penghuninya, namun dari keterangan pengurus villa, bungalow disewa dua orang asing yang entah berasal dari mana.

Setelah merapihkan barang barang kami dan mandi, aku dan Anita duduk diteras menikmati kopi dan makanan kecil, sambil menikmati semilirnya udara dingin yang berhembus, sangat kontras dengan udara di Jakarta atau Surabaya,

Dari teras sebelah terdengar suara orang bicara dan ketika aku memalingkan wajah tampak dua laki laki, jelas terlihat kalau mereka adalah orang asing dan sedang asyik berbicara serta berdiskusi dan sebuah lap top terbuka dihadapan mereka, ketika mereka melihat kami memandang ke arah mereka, mereka tersenyum dan melambaikan tangan yang otomatis dibalas oleh kami.

Senja semakin larut dan udara semakin dingin, aku dan istriku masuk kedalam, lalu makan malam.

Setelah menonton berita di TV sebentar, kami lalu masuk kamar, melakukan quick sex sebentar dan terlelap dalam mimpi.

Hari masih pagi sekali ketika aku terbangun, Anita sudah berada di dapur menyiapkan kopi dan sarapan, dan setelah matahari naik agak tinggi, berdua kami melangkah kehalaman, sambil menghirup udara pagi yang segar, ketika kami berpapasan dengan pasangan yang menempati bungalow di sebelah dan anak laki laki mereka yang berlari lari sambil menendang bola,

“Selamat pagi”, sang suami yang bertubuh tinggi besar menegur kami dengan logat Jawa yang tidak bisa disembunyikan.

“Benny” tangannya menjulur menjabat tanganku dan kemudian istriku, demikian kami saling meperkenalkan diri dan bertutur sapa sebentar.

Mereka ternyata berasal dari Malang yang sedang beristirahat, dan istrinya Dina, bertubuh ramping, namun yang menarik adalah bibirnya yang (menurutku) sangat sexy (ingat bibirnya Angelina Jolie?)

Setelah berbasa basi beberapa menit kami lalu meneruskan langkah menelusuri halaman, keluar ke jalan yang masih sepi dipagi hari itu dan berakhir disebuah warung membeli rokok.

Aku penasaran, aku yakin pernah melihat Benny entah dimana...........
Siang itu kami menghabiskan waktu dengan berenang di kolam renang di halaman belakang, walau tidak beukuran standart internasional, namun cukup menyegarkan, setelah beberapa putaran aku naik dan rebahan di samping kolam seperti biasa, buku yang selalu setia menemaniku juga ikut, sementara Anita masih di kolam berenang bolak balik.
“Hello, how are you..” suara yang cukup berat menegurku dan ketika aku menoleh kedua laki laki penghuni bungalow sebelah rupanya juga bermaksud berenang.

“Fine...., and this is Anita “ kataku mengenalkan istriku yang baru saja keluar dari kolam, dan melilitkan handuk ditubuhnya, membungkis bikini yang dikenakannya, kami berjabat tangan dan kemudian merkea mencebur ke kolam.

Bryan dan Sully, adalah expatriate yang bekerja di Surabaya dan sedang mempersiapkan detail tentang project yang akan segera dimulai, Brian bertubuh ramping, agak kurus, tinggi dan pirang berusia 35 an dan Sully yang sudah hampir setengah abad agak gemuk namun masih tampak atletis, tidak setinggi Brian namun jauh lebih berotot dan berambut agak hitam, mereka warga negara Amerika, namun Sully mengaku berasal dari keturunan Eropa Timur, itu sekilas perkenalan kami dengan mereka dan Anita yang sudah kembali bolak balik seperti ikan di kolam menjadi pusat pandangan mereka, dengan bikini ungu, kontras dengan kulitnya istriku memang tampak sexy dan menarik.
Suara anak kecil yang berteriak senang, menarik perhatian kami dan tampak Benny serta istrinya Dina juga menuju kolam disertai anak mereka, Budi yang nampak sangat ‘bengal’ dan tidak bisa diam.
Dengan suara keras Budi menceburkan diri kekolam dan kedua orang tuanya lalu bergabung dengan kami ngobrol tentang macam macvam hal, Anita yang rupanya terganggu atas kehadiran Budi dengan kecipaknya-kecipaknya akhirnya keluar dari kolam dan ikut ngobrol, sempat kulihat mata Benny yang menelusuri tubuh istriku, sementara mereka berdua rupanya memang tidak berniat berenang, hanya menjaga anak mereka yang sedang asyik dikolam.
Sampai hampir pk. 5 sore kami ngobrol asyik di tepi kolam dan suasana sangat santai, gurauan demi gurauan pun mengalir lancar, termasuk yang agak agak ‘nyerempet’ dan tiba tiba aku teringat.............. Ya.....Aku pernah melihat sebuah gambar dari sebuah club swinger dan gambar Benny ada disana, kalau istrinya aku tak ingat, mungkin tidak terekam disitu.
Setelah didalam, aku cerita pada Anita tentang Benny dan dengan kerling nakalnya ia menjawab..”Hmm...terus....?”
Kucubit pantat istriku sampai ia mengaduh...dan segera saja kamipun ‘mengatur’ rencana... memang sudah beberapa saat kami tidak sempat bermain main karena kesibukan pekerjaanku dan kini di Trawas yang sepi ..kok..ndilalah ketemu pasangan swinger juga, namun ide Anita malah lebih radikal lagi.”Ajak juga dua bule itu pah..biar seru “ katanya.
Aku lalu melangkahkan laki ke dua tetangga kami dan mengundang makan malam bersama, namun Benny dan Dina mengatakan bahwa mereka tidak bisa gabung saat makan malam, tapi akan bergabung setelah putra mereka tidur, akupun setuju sementara Brian dan Sully dengan senang hati menyambut undangan kami.
Makan malam berlangsung cepat, dan setelah dibereskan oleh pelayan kamar, kami duduk diruang tamu, ngobrol dengan kedua orang asing itu.
“Your wife is very beautiful..” Sully memuji Anita yang malam itu mengenakan rok pendek putih dan tank top hitam tanpa lengan, dan akupun menjawab “Thank You, yes she is..” , belum sempat aku melanjutkan jawaban pintu diketuk dan Benny serta Dina telah datang, tampak Benny membawa sebotol minuman...yang ternyata sebotol anggur.

Percakapan makin meriah.., bir yang kuhidangkan tanpa putus dan anggur yang dibawa Benny mulai menunjukan pengaruhnya...

Sambil berbisik aku bertanya pada benny tentang club yang pernah kulihat gambarnya dan dengan surprise ia mengiakan dan nampak sangat senang ketika mengetahui kalaui kami ternyata ‘sealiran’, lalu ia membisikan pada istrinya yang lalu mengerling padaku dan istriku.

Keadaan semakin relax, cerita juga mengalir seiring dengan semakin banyaknya minuman yang kami reguk, 

“Well..., Bryan why dont you bring your wife with you..?”, Benny bertanya pada Bryan, yang lalu menjawab “Actually she is always with me..but unfortunately last month she had to go back.., we have teenagers children at home, and my son have to make preparation for going to the college this year” 

“And you..?” tanya Benny kepada Sully, 

“Wow...it is a long story but I got divorce last year” Sully menjawab dan kami mengerti kalau itu adalah wilayah pribadi.

"Maybe you don’t know, but just for your info...we are swinger...and so they are..., we just find out a few moment ago...” dengan tertawa Benny menunjuk ke aku dan istriku.

“Yeah...that’s right, it is a pitty if you won’t enjoy your sex life, especially when the marriage relationship is very strong and honest” aku menjawab sekenanya.

Percakapan menjadi semakin ramai...bergantian aku dan Benny menceritakan beberapa pengalaman kami dan Bryan serta Sully yang ternyata tidak asing dengan life style itu namun secara jujur mengakui kalau mereka belum pernah melakukannya, akibatnya mereka  banyak bertanya dan dengan senang hati kami menjawab apa adanya, bahkan terkadang Dina maupun Anita memberikan komentarnya.

Melihat minuman dimeja kosong Anita berdiri dan melangkah ke dapur yang diikuti Dina “mbak kubantu ya..” katanya...dan sejurus kemudian mereka kembali membawa sisa bir yang masih ada beberapa kaleng, namun kali ini posisi duduk berubah karena Dina duduk disamping kiriku dan Sully disamping kanannya, sementara Posisi yang sama juga terjadi pada Anita diapit benny dan Bryan.

Aku yakin kalau tadi kedua wanita sudah ‘janjian’ karena entah bagaimana..tahu-tahu istriku sudah saling berciuman dengan Benny, ciuman yang panas karena bibir mereka saling berpagutan dan lidah mereka saling membelit, Dina yang melihat itu melirik kearahku, namun sebagai tuan rumah yang baik kuberi tanda agar ia memberi kesempatan lebih dulu pada Sully yang duduk disamping kanannya, namun saat mereka juga berciuman tanganku menyusup masuk kebalik roknya.

Melihat apa yang kulakukan, Bryan memberanikan diri meraba istriku yang dibalas dengan meremas pahanya dan kulihat tangan Bryan menerobos masuk kebalik baju istriku meraba dan memainkan dadanya, sementara bibir istriku masih terus berpagutan dengan Benny.

Sesaat kemudian istriku berdiri menarik tangan Bryan dan Benny dan bertiga mereka melangkah menuju kamar tidur meninggalkan aku, Dina dan Sully di ruang tamu.

Dalam waktu singkat ............entah siapa yang memulai namun aku dan Sully serta Dina sudah tidak lagi mengenakan sehelai benangpun, dan bergantian wanita dengan bibir sexy itu menggunakan mulutnya memainkan batang kemaluan kami.
Tiba tiba Dina berdiri dalam keadaan telanjang bulat, dadanya tidak sebesar istriku namun cukup menarik dengan puting yang agak besar, bulu dikemaluannya nampak jauh lebih lebat dari istriku yang selalu rajin mencukur dan merapihkannya.

Dimintanya aku duduk dikursi.......... mengambil bantal sofa dan mengganjal pinggulku, istri Benny itu kemudian jongkok dihadapan ku, dan kepalanya yang berada tepat diselangkanganku mulai bergerak.

Seperti yang kuduga, dengan bibirnya yang sexy itu ternyata kemampuannya memainkan kemaluanku dalam mulutnya sungguh boleh dipuji dan bahkan yang paling luar biasa adalah..., didoronganya kedua kakiku kakiku keatas pundaknya dan lidahnya menerobos mulai masuk lubang anusku....sensasinya sungguh luar biasa.

“Ahh...”hampir aku berteriak ketika ia menjilati lubang anusku lalu tiba tiba tanpa diduga sama sekali menyedotnya dengan keras, setelah itu ia kembali kedepan menjilati bijiku, menjilati batang kemaluanku dan menghisapnya dengan sangat luar biasa, bahkan ia bisa melakukan deep throat dengan memasukan seluruh batang kemaluanku dalam mulutnya, hingga terasa kepala kemaluanku memasuki kerongkongannya, lalu ia kembali kebelakang, dan sesekali pada saat yang tidak terduga menempelkan bibir sexynya dilubang anusku dan menyedotnya.........untuk kemudian kembali lagi bermain kedepan...belum pernah kurasakan kenikmatan yang begitu luar biasa diberikan seorang wanita hanya dengan mulutnya, bahkan Anita pun masih kalah...

Kulirik Sully yang ternyata sudah membenamkan kemaluannya yang hampir sama besar dengan diriku........dalam kemaluan Dina dari belakang, ternyata Dina bisa memainkan irama gerakan yang pas antara goyangan pinggulnya dengan gerakan maju mundur Sully dan gerakan kepalanya diantara pahaku.

Aku tak mampu lagi bertahan............., terlalu luar biasa permainan mulut Dina...tekanan didalam bijiku untuk menumpahkan isinya semakin tinggi...dan........ tinggi dan akhirnya dengan satu sentakan....kutahan kepala Dina yang sedang menghisapku dan Dina yang pasti tahu kalau kemaluanku sudah berdenyut sangat keras memasukan seluruh batang kemaluanku dalam mulutnya dan dengan satu erangan keras aku menyemprotkan air maniku dengan dahsyatnya..., empat kali batang kemaluanku menyemprotkan isinya langsung kekerongkongan Dina dan setelah reda dengan perlahan kemaluanku dilepaskan dari mulutnya, aku masih memejamkan mata menikmati getaran nikmat yang belum hilang dari tubuhku.

Sering aku ejakulasi di mulut wanita, namun ejakulasi sedahsyat itu baru kali ini aku merasakannya.

Rupanya ejakulasiku dan puncak permainan Dina dengan mulutnya membuat Sully juga tak tahan, dipercepat gerakannya dan Dina yang ‘mungkin’ merasa sudah saatnya juga,  mengimbangi gerakan Sully yang sedang menghunjamkan batanganya dari belakang ..................dan..pada waktu yang hampir berbarengan mereka mendesis dan mengerang  bahkan Dina mengerang dengan kerasnya.........”Aaah........keluar...keluuaarr.” juga Sully yang setengah berteriak “I am cumming...cumming.”  lalu menyemburkan air maninya dalam vagina Dina sambil meremas buah dada wanita ynag menggantung bergoyang goyang.

Aku masih tergeletak lemas dengan kemaluan yang menciut..., habis rupanya isinya, namun keinginan melihat istriku membuatku bangkit dan melihat kedalam kamar......... rupanya mereka bertiga juga baru saja  selesai, terlihat dari posisi istriku yang masih dalam posisi rebah bekas melakukan gerakan 69 dengan Benny , sementara kemaluan Bryan masih sedikit tertanam dalam vaginanya.

Anita mengangkat kepalanya melihatku, tersenyum dan sesaat aku masih melihat cairan mani diujung bibirnya sementara batang kemaluan Benny yang sudah mengerut terletak hanya sekitar 5 Cm dari wajahnya.



Kuajak Dina dan Sully untuk masuk kamar dan kami berenam kini tergeletak bersama dalam 1 ranjang...untung spring bed dengan ukuran King Size, kalau ranjang kayu sudah rubuh pikirku...........

Kami berenam rebah berjejer telanjang di ranjang, aku, Anita, Sully, Benny, Dina dan Bryan, walau  tubuh kami tidak bergerak namun tangan kami semua aktif, Anita memainkan tangannya meremas kemaluan ku dan punya nya Sully, sementara tangan ku memainkan sebelah payudara istriku dan sebelah lagi di remas dan di belai oleh Sully, demikina juga keadaan Dina.

Sully rupanya yang ‘bangun’ terlebih dahulu, dengan mengedipkan mata padaku ia mulai bergerak, memiringkan posisinya dan menjilati serta menghisap puting susu istriku, yang dibalas olaeh Anita dengan mencium bibirnya, disebelah sana, Bryan juga mulai aktif mengambil posisi yang hampir bersamaan.

Sempitnya ‘medan’ membuatku ‘mengalah yang lalu bangkit dan pindah kekursi menjadi penonton lagi pula punyaku masih terkulai lemas, hal yang sama juga dilakukan oleh Benny, yang lalu duduk diujung ranjang dan kini kami menonton istri istri kami bergumul dengan kedua bule itu.

Walau tidak secara langsung namun rupanya kedua wanita itu berusaha untuk memberikan ‘pertunjukan’ dan adu kemahiran, Dina yang kini mengambil posisi 69 dengan Bryan dalam posisi diatas tampak memainkan muklutnya dengan mahirnya sementara istriku juga aktif dengan menjilati Sully dari ujung kepala sampai ke mata kakinya, lalu sementara Bryan dan Dina masih asyik dengan posisinya istriku sudah mengambil posisi menunggangi Sully yang rebah disebelah bawah dan bergerak naik turun dengan kemaluan laki laki itu tertanam di vaginanya.

Melihat adegan adegan yang terpampang dihadapan kami, perlahan lahan kemaluanku mulai mengeras kembali, dan saat Benny membisikku sesuatu  aku mengangguk mahfum, aku menjawab bisikan Benny .....yang rupanya dimengerti dengan baik olehnya.

Ketika Dina dan Sully merubah posisi dengan posisi yang sama dengan Anita,  kuhampiri mereka, membisikan sesuatu ketelinga wanita itu yang lalu merendahkan tubuhnya dengan kemaluan Sully tertanam dalam dalam di vaginanya dan aku lalu mengarahkan kemaluanku ke anus Dina yang tampak berkilat karena basah campuran lendir dan ludah Sully yang tadi menjilatinya.

Perlahan lahan kutekan kemaluanku kedalam lubang anus yang sempit itu, sangat sulit namun akhirnya kepala kemaluanku berhasil menyeruak masuk....., dengan satu hentakan kubenamkan kemaluanku dalam lubang anus Dina, yang pada itu  batang kemaluan Sully masih tertanam dalam vaginanya.

Perlu beberapa saat aku dan Sully mengatur irama goyangan kami dan Dina hanya merintih dan mendesis ...........  terasa benar bahwa batang kemaluanku dan Sully hanya terpisah oleh dinding tipis dan saat itu kami sudah menemukan irama yang pas, saat aku menekan masuk Sully menarik dan saat aku menarik sully menekan, sempitnya...hangatnya...dan gesekan dengan batang kemaluan lain yang hanya terpisah oleh selaput tipis itu memberikan kenikmatan tersendiri yang sulit dilukiskan.
Dina memagut bibir Sully, sesekali mengangkat kepalanya mengambil udara dan mendesah serta setengah berteriak..., dan ketika aku mendengar suara desahan yang hampir sama kerasnya ..aku menengok ......... istriku yang rupanya juga sedang asyik... kini mereka sudah berganti posisi, dalam posisi 69 dengan Bryan dibawah dan Anita diatas, Benny menancapkan batang kemaluannya dalam vagina istriku, jadi saat itu ia mendapatkan batang kemaluan dan jilatan sekaligus divaginanya...

Aku kembali konsentrasi dengan irama ku dann jepitan yang sangat erat mencengkeram batang kemaluanku serta gesekan yang menimbulkan rasa ‘aneh’ saat Sully bergerak ..........kondisi ini membuatku kembali tak tahan....beberapa gerakan kemudian aku benar benar tak kuat dan dengan menjambak rambut Dina aku menembakkan air maniku (yang sudah tak sebanyak tadi) dalam lubang anus Dina.....untuk  kemudian diiringi dengan suar ‘plop......’ kemaluanku terlepas dari jepitan lubang anus Dina yang ternyata juga sangat nikmat itu...,

Sully yang rupanya ingin menuntaskan dengan cara lain lalu membalik tubuh Dina menjadi dibawah nya dan Dina menyambutnya dengan melingkarkan kakinya dipinggang laki laki itu, mereka berciuman dengan bibir saling melekat, nafas mereka mendengus kencang sekali diiringi ...............desahan yang kadang  terdengar sangat keras dan akhirnya hampir bersamaan mereka menggapai puncak dunia...”aaahhh....ssssssshhh........”  dan srrt entah berapa banyak air mani Sully mengisi vagina istri Benny yang saat itu juga sedang ‘mengisi’ istriku dengan air maninya

Bryan yang masih belum selesai kini mengambil alih dan tanpa banyak pikir kemaluannya dibenamkan dalam vagina istriku yang masih penuh dengan air mani Benny...plep..plep....suara kemaluan Bryan dalam vagina yang sangat penuh itu justru memberika sensasi erotis yang sangat luar biasa dan kini kami semua menonton bagaimana Bryan menuntaskan birahinya diatas tubuh istriku.

“I am almost.........” ceracau Bryan, “faster...faster.......” jerit Anita dan wanita yang sudah belasan tahun menjadi istriku itu mengeluh dan melenguh panjang saat ia mencapai klimax...,
Bryan masih bergerak beberapa saat sebelum kemudian........ sesaat akan mengeluarkan air maninya..ia berteriak...”Cummmmming....” ia mencabut batang kemaluannya dari vagina istriku lalu menyodorkannya  kemulut Anita yang menyambut batang kemaluan yang penuh lendir....dengan mulutnya.

Bryan masih bergerak dua kali dengan batang kemaluan dalam mulut istriku sebelum ia benar benar melepaskan air maninya dan istriku yang rupanya ingin ‘pamer’ memegang batang kemaluan itu beberapa centimeter diatas mulutnya dan membuka mulutnya serta menerima air mani yang diarahkan pas memasuki mulutnya........, kami dapat dengan jelas melihat bagaimana air mani........ putih ........kental........ itu menyemprot kedalam mulut istriku beberapa kali sebelum kepala kemaluan itu masuk kembali kedalam mulut dan leher jenjang istriku tampak bergerak menelan isi yang ditumpahkan tadi.

Sesaat kemudian kemaluan itu mulai menyusut dan lepas dari mulut istriku................Bergantian kami membersihkan diri.....dan kemudian kembali bercengkerama di ruang tamu....

Bryan dan Sully tak bisa  berhenti memuji kedua wanita itu....,

Benny yang tampak lelah dan Dina yang wajahnya menunjukan rasa puas lalu pamit karena kuatir kalau Budi anak mereka terbangun dan kembali ke bungalownya..., juga kedua bule itu pamit sambil mengucapkan terima kasih lalu bergantian mencium istriku dan kembali ke tempat mereka...

No comments:

Post a Comment

Musim Panas di Los Angeles - 3

  Ketika keluar dari kamar Jeanne, aku mencium wangi makanan. Sepertinya Jeanne membuat nasi goreng dan oseng-oseng ayam dan udang dengan sa...