Sunday, October 24, 2010

Kisah Valerie 8 (Terakhir)

Malam Yang Tak Kan terlupakan (3)
-----------------------------------------------
Val akhirnya berbaring dalam posisi terlentang pasrah. Wanita ini benar-benar telah menyerahkan tubuhnya ke dua pasangan bercintanya. Segala perasaan kuatir yang tadinya memenuhi kepala Val kini sirna sudah. Ia kini ingin sekali menikmati permainan cinta bertiga dengan seorang pria gagah dan seorang gadis mungil molek.
Rajesh berbaring di sebelah kanan, sudah dalam keadaan telanjang. Entah kapan ia melepas baju-bajunya, Val tak pernah tahu karena sepanjang percumbuan ia lebih banyak memejamkan mata. Kini Rajesh kembali menciumi leher, bahu dan payudaranya. Val mengerang-merintih merasakan geli-nikmat menyebar ke seluruh tubuh. Apalagi tangan lelaki itu meremas-remas pangkal payudaranya, menimbulkan sedikit perih bercampur nikmat. Oh..., pandai sekali ia bercumbu.
Sementara itu, Val juga tak peduli apa yang dilakukan Annisa dengan kewanitaannya di bawah sana. Gadis itu juga tampak "profesional" sekali bercumbu bertiga seperti ini. Bagi Val, ini adalah pengalamannya yang pertama, karena itu sesungguhnya ia tak tahu harus berbuat apa selain membiarkan saja kedua pasangannya berbuat sekehendak hati. Lagipula, ia sendiri memang ingin menikmati saja permainan ini. Itu lah yang terbaik baginya saat ini!
Sudah tentu, bagi Val, permainan cinta kali ini lebih nikmat dari biasanya. Kali ini, kenikmatan datang dari segala penjuru. Kalau bercinta dengan seorang pria, biasanya kenikmatan terkonsentrasi di salah satu bagian tubuh. Kalau pria itu sedang mengulum putingnya, dari sanalah datang kenikmatan utama, walau tangannya juga bermain di bawah. Kalau pria itu sedang menjilati kewanitaannya, dari sanalah datang kenikmatan, walau tangannya menggerayangi dada. Kini, kedua tempat itu mendapat perlakukan erotis yang sama kuatnya. Mendatangkan dua kenikmatan sekaligus, berlipat-lipat ganda rasanya.
Annisa tahu betul apa yang harus dilakukannya di bawah sana. Tentu saja! Sebagai wanita, ia tahu persis bagian-bagian mana yang harus mendapat perlakuan halus-lembut, mana yang harus agak keras. Lidahnya yang kecil dan basah kini bermain-main di atas si Kecil Merah yang sudah sangat memerah itu. Ohh..., Val merasa seperti dikelitiki oleh sejuta kupu-kupu yang terbang berkeliling-keliling di atas kewanitaannya. Lalu dua jari gadis itu sudah pula menyeruak ke dalam liang cintanya. Satu jari terasa mengurut-urut dinding bagian atas, tempat adanya sebuah tonjolan yang mengeras, yang menjadi pusat saraf kenikmatan di bagian dalam. Ohh..., Val rasanya seperti berayun-ayun di awan sensasi.
Annisa juga tak henti-hentinya mengeluarkan suara mendesah; dan nafasnya yang hangat menambah kenikmatan bagi Val. Kewanitaannya serasa terbakar oleh birahi yang semakin lama semakin menggelegak. Apalagi ketika jari-jari Annisa menguak bibir kewanitaan itu, Val merasa semakin lebar terpampang. Bagian dalam kewanitaannya terasa bergerak-bergelora ketika kini lidah Annisa mulai menelusup-nelusup. Mula-mula hanya di pinggir-pinggiran, di pembukaan liang basah yang berdenyut itu. Lalu agak masuk ke dalam, menyentuh-nyentuh dinding yang memerah, menimbulkan rasa geli sekaligus nikmat luar biasa. Melayang-layang rasanya tubuh Val, di angkasa birahi yang luas tak berbatas.
"Ahhh...!" sebuah desah panjang lepas menghambur dari mulut Val ketika ia merasakan orgasmenya datang menyerbu. Pinggulnya meregang, terangkat tinggi-tinggi, hampir saja membuat Annisa terdorong keluar ranjang. Sementara itu Rajesh menyedot kuat salah satu putingnya, menimbulkan semacam ledakan kecil yang mengawali serangkaian ledakan-ledakan dahsyat di tubuh Val. Bagai terlanda gelombang yang tak kelihatan, tubuh Val terlontar-lontar di atas ranjang ketika klimaks menyerbu. Kalau saja Rajesh tak kuat menekan tubuh wanita itu, niscaya mereka bertiga sudah bergelimpangan ke luar ranjang.
"Ngggg...!" sebuah erangan keras menghambur pula dari mulut Val karena rasa geli dan nikmat yang sangat kuat melanda tubuhnya, karena kedua pasangan bercumbunya tak berhenti menjilat dan menyedot. Seluruh urat syaraf di tubuhnya terasa meletup-letup.
Lalu, tiba-tiba Rajesh menyelusup ke bawah tubuh Val, sehingga wanita itu kini terlentang di sepanjang tubuh pria yang kokoh itu. Entah bagaimana caranya Rajesh ber-"akrobat", laki-laki itu sungguh ahli dalam bercinta. Val membiarkan saja tubuhnya diatur sedemikian rupa sehingga kini ia terlentang mengangkang di atas tubuh Rajesh.
Samar-samar Val merasakan Annisa mengatur sesuatu di bawah sana, dan sebelum ia bisa berpikir lebih jauh, dirasakannya ujung kejantanan Rajesh mulai menyeruak di permukaan liang cintanya. Oh! .. rupanya tangan Annisa menuntun kejantanan itu ke tempat yang tepat, dan ketika Rajesh menyorongkan pinggulnya ke atas, kejantanan itu pun perlahan melesak. Oh!.. besar dan kenyal sekali kejantanan itu, menerobos perlahan, meregangkan lebih jauh lagi dinding-dinding kewanitaan Val, membuat wanita itu menjerit nikmat. Sungguh seperti dibelah dua rasanya di bawah sana. Seperti diterobos oleh kekenyalan yang keras-kokoh, memenuhi seluruh rongga yang sudah basah dan berdenyut-denyut itu.
Lalu Rajesh mendorong punggung Val perlahan-lahan, sehingga akhirnya Val berada dalam posisi duduk mengangkangi pangkuan Rajesh. Oh!... Val kini bagai sedang menunggang kuda tetapi menghadap ke belakang. Kejantanan Rajesh kini tertanam dalam-dalam, menyentuh dinding paling belakang dari kewanitaan Val. Belum apa-apa, Val sudah merasakan klimaksnya mulai terbentuk lagi. Padahal klimaks yang sebelumnya belum lagi reda!
Secara naluriah, Val mulai menggoyang-goyangkan pinggulnya. Maju-mundur, kekiri-kekanan, berputar-putar. Oh!.. seluruh liang kewanitaannya seperti disodok-sodok batang kenyal-panas yang menimbulkan gelora birahi berkepanjangan. Badan Val mulai bergetar keras merasakan serbuan-serbuan kenikmatan menyebar ke seluruh tubuh. Terlebih lagi, lidah Annisa kini kembali bermain di tonjolan kecil yang sudah sangat terangsang itu. Gila!.. Val rasanya seperti mengalami klimaks yang tak henti-hentinya, tak putus-putusnya.
Lalu Val mulai bergerak naik turun. Kejantanan Rajesh yang tegak-tegang kini keluar masuk, menimbulkan suara-suara sensual bagai lesung yang sedang disodok-sodokan ke palung becek. Akibat gerakan ini pula, si Kecil Merah terasa semakin geli tersentuh-sentuh lidah Annisa yang hangat dan lembut. Belum pernah Val mengalami kenikmatan begitu dahsyat seperti saat ini. Gerakan naik turunnya menjadi semakin cepat. Semakin cepat dan semakin liar.
Kedua tangan Val bertelektekan di lutunya sendiri. Wajahnya yang cantik terlihat semakin cantik dengan rona kemerahan. Matanya kini setengah terbuka, tetapi pandangannya menerawang. Mulutnya terbuka lebar, tetapi hanya dengusan nafas yang keluar menderu-deru. Seluruh tubuhnya menegang seperti orang mengejan. Seperti seorang lifter (atlit angkat besi) yang sedang berusaha mengangkat beban terberat.
Lalu Val menjerit keras sekali. Suaranya bagai sapi yang sedang disembelih. Kalau tidak dalam keadaan begini, pastilah Val ngeri sendiri mendengar suara itu. Tetapi dalam keadaan orgasme yang memuncak seperti ini, teriakan itu justru melegakan. Teriakan itu justru menandai tercapainya puncak kenikmatan yang sangat tinggi, jauh lebih tinggi dari puncak-puncak yang selama ini didakinya. Jauh lebih dahsyat pula gemuruh lahar yang tumpah ruah dari gunung birahinya. Meledak-ledak seperti mercon raksasa yang mampu mengguncang-guncang ranjang kokoh yang terbuat dari besi.
Di tengah-tengah klimaks, Annisa melakukan sesuatu yang menakjubkan. Ia menggigit si Kecil Merah, tidak terlalu keras, tetapi mampu menimbulkan perasaan yang tak terkira dalam diri Val. Sambil terus mengerang, ia menengok ke bawah, melihat apa yang terjadi di kewanitaannya. Dilihatnya Annisa menyedot kuat-kuat, menjepit si Kecil Merah di antara bibirnya yang seksi. Oh!... pemandangan yang sensual itu, ditambah gigitan kecil itu ...ditambah sodokan-sodokan kejantanan Rajesh ... . Oh!.. Oh!.. Oh!... Val tak sanggup lagi berpikir. Dunia terasa meledak lagi, berkeping-keping. Setiap kepingannya adalah sebentuk kenikmatan tiada tara.

*******
Entah apa yang terjadi, dalam 10 detik Val kehilangan kesadarannya. Tubuhnya yang molek terhempas ke ranjang, ke sebelah Rajesh. Keringat membanjir, berleleran di mana-mana, mengalir seperti sungai kecil di antara bukit-bukit dadanya yang turun-naik dengan cepat. Val setengah semaput!
Sementara itu Rajesh juga sudah sangat terangsang. Gerakan-gerakan Val membuat kejantanannya terasa sangat-sangat tegang. Ia segera menarik tubuh Annisa ke atas tubuhnya. Gadis itu pun juga sudah sangat terpesona dan ingin segera melanjutkan permainan. Ia segera mengangkangi Rajesh, menuntun kejantanan pria itu tepat ke depan liang surgawinya. Lalu, dengan sekali gerakan ia mendudukkan dirinya di pangkuan Rajesh.
"Aaaah....!" Annisa mengerang panjang ketika merasakan otot kenyal-keras-panas menyeruak masuk ke dalam kewanitaannya yang sempit. Sebagai wanita Asia, tentu saja liang kewanitaannya setengah kali lebih sempit daripada milik Val. Bagi Rajesh, pergantian ini sungguh sebuah kejutan yang nikmat. Dari liang yang berdenyut-denyut liar, kini kejantanannya pindah ke sebuah gua daging yang kesat-liat.
Dengan kedua tangan mencengkram pinggul Annisa, pria itu pun mengendalikan permainan cinta yang bergelora ini. Annisa membiarkan Rajesh menaik-turunkan tubuhnya. Pria itu sangat perkasa. Tubuhnya terasa ringan dinaik-turunkan sepanjang kejantanan yang tegak-tegang itu. Annisa bergidik-bergetar merasakan klimaksnya sudah datang dengan cepatnya. Setiap kali tubuhnya bergerak naik-turun, setiap kali pula kenikmatan bertambah intens terasa. Ujung kejantanan Rajesh yang keras-kenyal membentur-bentur dinding terdalam kewanitaan Annisa, membuat gadis ini mengerang-erang keenakan.
"Yes.. yes.. yes!" jerit Annisa setiap kali tubuhnya menghujam ke bawah. Suaranya melengking manja. Matanya membelalak indah, menatap ke wajah Rajesh yang juga menatapnya dengan mata bersinar bergairah. Kedua payudaranya berguncang-guncang hebat setiap kali tubuh mungilnya bergerak naik-turun dengan cepat.
Rajesh merasakan kejantanannya seperti diremas-diurut oleh liang licin-basah yang kenyal. Wow!... tak kuasa ia menahan gemuruh di dalam tubuhnya, yang bagai air bah meminta jalan keluar. Sejak tadi ia berusaha mengendalikan diri untuk memberikan klimaks kepada Val. Tetapi kini ia tidak tahan lagi. Dengan erangan keras, ia tarik ke bawah tubuh Annisa sekuat tenaga.
"Aaaaaah!" gadis itu menjerit keras, bukan karena kesakitan, melainkan karena ia tak kuasa pula menahan ledakan klimaks ketika kewanitaannya berbenturan dengan pangkal kejantanan Rajesh. Gadis itu menghenyakkan pula tubuhnya ke bawah sekuat tenaga, lalu menekan dengan segala daya, memutar-mutar pinggulnya. Klimaks datang dengan cepat, membuat tubuhnya meregang-regang. Berguncang-guncang hebat. Menggelepar-gelepar. Bergelinjang-gelinjang.
Di sebelah pasangan yang sedang asyik itu, Val membuka matanya. Pemandangan yang ditemuinya sungguh menakjubkan. Annisa, yang tubuhnya sangat padat mempesona, tampak berkeringat dengan kedua buah dada yang tegak menantang, dan dua puting coklat-kehitaman yang mencuat. Rajesh yang badannya sebagian ditumbuhi bulu lebat juga tampak penuh keringat, sedang meregang sepanjang badan. Keduanya tampak tak terkendali. Keduanya mengerang-menggeram berkali-kali.
Lalu keduanya terhempas di ranjang, menimbulkan suara berderit yang ramai.

*****
Sejenak suasana mereda. Rajesh tergeletak dengan senyum kepuasan tipis menghias wajahnya. Pria itu terlentang di antara dua wanita yang juga tergeletak dengan wajah penuh kepuasan. Ketiganya berkeringat seperti para pelari marathon yang baru saja mencapai garis finis.
Val merasakan tubuhnya mulai pulih kembali setelah tadi terasa pecah berkeping-keping. Bersamaan dengan itu, ia merasakan birahinya telah pula datang kembali. Masih ada rasa geli-gatal di sekitar kewanitaannya. Masih ingin rasanya ia dijilat dan digigit di bagian itu. Maka tanpa sungkan ia berbisik, "Let's do it again ..."
Dan Annisa juga belum kehabisan energi. Gairahnya masih menggebu-gebu. Mendengar desah setengah memohon dari Val, gadis ini bergulingan melewati tubuh Rajesh. Sekejap ia sudah kembali berada di bawah, dan langsung menjilati kewanitaan Val.
"Aahh... !" jerit Val antara kaget dan senang. Ia sebetulnya tak mengarahkan permintaannya ke gadis itu, tetapi seketika lidah kecil yang hangat itu bermain di bawah sana, seketika itu pula segala pertimbangan rasionya hilang. Seketika itu pula Val membiarkan tubuhnya menerima cumbuan yang menggairahkan dari Annisa, dan pikirannya pun bagai tertutup rapat. Yang ada cuma gairah dan birahi.
Rajesh terpesona memandang adegan di sebelahnya. Dua wanita yang sangat seksi terlibat dalam percumbuan yang bergelora! Bukan main...., ia tadinya ragu bahwa Val akan menyukai permainan yang telah lama ditunggunya ini. Ia tadinya setengah berjudi ketika mengajak Annisa ke pesta Val malam ini. Namun kini Rajesh bersukur tidak membatalkan rencananya di tengah jalan. Ternyata segala sesuatunya berjalan lancar!
Gairah Rajesh dengan cepat bangkit kembali. Diraihnya selembar tisu yang tadi ia lihat tergeletak di meja di dekat ranjang. Dengan tisu itu, ia membersihkan sisa-sisa cairan cinta yang masih melekat di kejantanannya. Kini otot kenyal itu bersih sudah, dan mulai menegang pula!
Di tengah-tengah gelombang kenikmatan yang datang dari lidah Annisa, Val melihat Rajesh telah bergairah kembali. Oh..., pria itu memerlukan cumbuan ku, pikir Val. Maka ia berbisik, "Come here..", sambil menarik tangan Rajesh.
Rajesh memposisikan dirinya dekat kepala Val. Dalam hati ia berharap agar Val memanggilnya untuk melakukan sesuatu yang memang ia inginkan pula. Harapan itu ternyata tak sia-sia! Mulut Val yang seksi dan basah itu dengan cepat telah mengulum kejantanan Rajesh. Wow!... Rajesh tersentak ketika merasakan kelembutan-kehangatan menyelimuti oto-kenyalnya.
Percumbuan pun berlanjut dengan saling hisap dan saling mengulum. Secara otomatis, ketiganya membentuk segitiga dengan masing-masing kepala berada di selangkangan pasangannya. Annisa mendesah-desah menjilati kewanitaan Val, sementara wanita itu sendiri sibuk mengulum-ulum kejantanan Rajesh, dan pria satu-satunya dalam permainan ini asyik pula menjilati kewanitaan Annisa. Suara-suara desah dan decap memenuhi kamar, seksi sekali!
Bagi Val, inilah permainan yang sangat mengasyikkan. Kalau tadi ia kuatir tidak akan bisa melakukannya, kini ia sudah merasa menjadi ahlinya! Ia biarkan saja kekuatiran itu sirna oleh datangnya birahi yang menggebu-gebu. Dengan bersemangat ia mengemut-menyedot kejantanan Rajesh. Apalagi ketika kemudian ia merasakan klimaks datang kembali dari lidah dan jari-jari Annisa yang aktif. Sambil mengerang-erang, Val membiarkan tubuhnya didera gelombang orgasme yang melenakan itu. Oh!... betapa nikmat rasanya seluruh tubuh diterpa orgasme.
Ketika orgasme mencapai puncak, Val tak sanggup lagi mengulum-menyedot. Ia menjerit keras, lalu mengerang-erang karena Annisa tak berhenti menyedot sambil menggigit-gigit kecil. Akibatnya, kejantanan Rajesh terlepas dari emutan Val, dan pria itu segera bangkit memposisikan dirinya di belakang Annisa.
Kini giliran Annisa yang menjerit manja ketika merasakan kejantanan Rajesh menyeruak masuk tanpa permisi. Terpaksalah gadis itu melepaskan mulutnya dari kewanitaan Val yang sedang menggeliat-geliat menikmati orgasmenya. Kini konsentrasi Annisa kembali ke dirinya sendiri. Ia pun kini berada dalam posisi merangkak, bertelektekan dengan kedua kaki dan kedua tangan, bersiap-siap menyambut datangnya orgasme. Rajesh telah tegak di kedua lututnya, menghujam-hujamkan kejantanannya dari belakang.
Entah kenapa, Val perlahan-lahan menyelinap ke bawah tubuh Annisa yang sedang berguncang-guncang diterjang hujaman Rajesh. Posisinya sedemikian rupa sehingga kini Val terlentang dengan kepala tepat berada di selangkangan Annisa, di antara kedua pahanya. Dari posisi ini, Val bisa melihat dengan jelas bagaimana kejantanan Rajesh menerobos keluar-masuk kewanitaan Annisa. Sebuah pemandangan yang sangat erotis dari jarak sangat dekat!
Karena posisi itu pula, kepala Annisa kembali berada di antara selangkangan Val. Segera gadis ini membenamkan kembali mukanya di kewanitaan Val, menjilat dan menyedot lagi dengan sangat bersemangat. Orgasmenya mulai datang dalam gelombang-gelombang panjang, dan setiap hujaman Rajesh ditimpalinya dengan menyedot-nyedot si Kecil Merah milik Val.
Val pun tak ingin tinggal diam. Dijulurkannya lidahnya, menyentuh tonjolan milik Annisa yang agak tersembunyi. Digerak-gerakannya lidahnya ketika ia mendengar gadis itu mengerang. Dirinya sendiri sudah sangat kegelian. Setiap kali Annisa menjilat dirinya, Val membalas dengan menjilati pula gadis itu. Oh!... ini memang kerjasama yang menakjubkan.
Annisa tidak tahan lagi. Ia terpaksa mengangkat muka dari selangkanan Val karena ia harus menjerit mengeluarkan segala perasaannya. Klimaks kali ini sangat kuat terasa, datang tidak saja dari liang kewanitaannya yang dihujam-hujam oleh otot kenyal-panas, tetapi juga dari tonjolan kecil yang dijlati dan sesekali dikulum oleh Val. Dengan sepenuh hati, gadis ini menjeritkan, "Ah!" yang panjang, disambung rintihan kecil ketika puncak klimaks sudah terlewati.
Rajesh merasakan liang kenyal milik Annisa berdenyut-denyut. Oh!.. ia pun merasa bagai diremas-remas di bawah sana. Segera saja rasa nikmat menyelimuti tubuhnya. Ah!.. orgasmenya sudah pula datang dengan cepat dan kuat, menderu-deru hendak menyerbu keluar.
Cepat-cepat ia menarik keluar kejantanannya. Setelah tadi menumpahkan cairan cinta di liang surgawi milik Annisa, kini Rajesh merasa tak adil jika kembali berejakulasi di tempat yang sama. Segera ia merubah posisi, menarik tubuh Val dari bawah tubuh Annisa yang langsung terjerembab-tertelungkup. Lalu, dengan sekali dorong, Rajesh menghujamkan kejantanannya ke liang surgawi Val.
"Yessss!", Val mendesis merasakan kejantanan Rajesh menyeruak masuk. Sudah sangat tegang dan keras kejantanan itu. Hebat sekali pria ini, dalam waktu cepat bisa mencapai orgasme dua kali!
Val merasakan betapa dinding-dinding kewanitaannya digosok-gosok oleh kejantanan yang kokoh itu. Val juga merasakan dengan jelas betapa kejantanan itu sesaat seperti menggembung besar sekali, lalu ........ srrrrt!... Val merasakan semprotan panas memenuhi rongga kewanitaanya. Semprotan itu bagai sebuah picu yang menyebabkan meledaknya sebuah dinamit di dalam tubuh Val.
Tubuh keduanya meregang-mengejang. Berguncang-guncang hebat. Val mencengkram punggung Rajesh, tak sengaja meremas terlalu keras sehingga kulit pria itu agak terkelupas. Kedua pahanya yang mulus menjepit pinggang pria itu, menarik tubuh pria itu rapat-rapat ke tubuhnya. Rajesh pun mengerang, antara memprotes karena sakit di punggungnya dan menyampaikan terimakasih atas kenikmatan luar biasa yang diterimanya.
Lalu dunia seperti berputar-putar di mata Val. Warna-warni pelangi memenuhi pandangannya, sejalan dengan menyebarnya rasa nikmat dari pinggul ke seluruh tubuh. Dari ujung jempol kaki sampai ujung rambut. Nikmat luar biasa!
Dan karena itu, Val tak kan pernah melupakan malam yang sangat sensual ini!

No comments:

Post a Comment

Musim Panas di Los Angeles - 3

  Ketika keluar dari kamar Jeanne, aku mencium wangi makanan. Sepertinya Jeanne membuat nasi goreng dan oseng-oseng ayam dan udang dengan sa...