Berkali-kali saya menelan ludah dan jantung saya berdebar dengan keras. Terus terang baru sekali ini ada wanita yang masturbasi didepan saya. Vonny terus menggesek jarinya diklitorisnya dengan cepat. Tiba-tiba Vonny membalikkan badannya, ia nungging dalam posisi doggy style, jari tangan kanannya ia selipkan dari bawah selangkangannya dan ia masukkan ke dalam vaginanya. Dengan cepat kedua jarinya itu ia masuk dan keluarkan dalam vaginanya.
Saya perhatikan pantatnya yang bulat dan putih, anus dan vaginanya terlihat begitu indah dan sensual. Payudaranya yang besar tampak tergantung dan bergoyang-goyang mengikuti irama tangan Vonny. Setelah beberapa menit masturbasi, Vonny mencapai orgasme diiringi suara mendesah yang keras. Saya sendiri menarik nafas lega, bukan apa-apa karena kalau Vonny masih masturbasi maka saya akan langsung mengeluarkan kontol dan ikut masturbasi.. Hehehe.
Belum sempat saya bereaksi, Vonny berdiri didepan saya lalu menjulurkan jarinya yang ia pakai untuk masturbasi, saya menjilat kedua jarinya dan mengulumnya. Rasanya sedikit asin. Vonny mencium bibir saya lalu ia jongkok depan saya. Tangannya perlahan mulai membuka risleting celana lalu membuka celana panjang dan celana dalam saya. Dasi kupu-kupu saya disentak dan dibuang ke lantai lalu satu per satu kancing kemeja saya dibuka lalu ia membuka sepatu dan kaos kaki saya.
Kemudian Vonny menarik kedua paha saya dan disandarkan pada sandaran tangan kursi sehingga posisi saya mengangkang depan Vonny. Vonny menjilat kaki saya dan naik ke betis terus ke paha sampai ke pangkal paha lalu turun ke biji. Biji saya dijilat dan dihisap dengan keras.
“Vonny sayang, enak sekali. Terusin sayang, lebih keras” seru saya.
Vonny menjilat batang kontol saya lalu turun lagi ke biji dan turun ke daerah anus. Anus saya dijilat sampai terasa basah sekali. Wah nikmatnya bukan kepalang. Saya sampai berteriak keenakan. Saya berpikir pantas perempuan-perempuan kalau saya jilat bagian anus dan selangkangan akan teriak-teriak dengan nikmat. Vonny lalu mulai menjilat kepala kontol saya dan menghisapnya.
Setelah beberapa menit menghisap kontol, Vonny berdiri dan meminta saya meletakkan kaki saya ke lantai, Vonny mengangkat kaki kanannya dan menyandarkannya ke pundak kanan saya lalu vaginanya didekatkan ke muka saya, kemudian Vonny membungkukkan badannya dan kembali menghisap kontol. Saya langsung menerkam vaginanya. Saya remas-remas pantatnya, saya buka vaginanya dan menjilat seluruh dinding vaginanya dengan rakus. Saya hampir mencapai klimaks dan Vonny kelihatannya merasakannya lalu ia cepat-cepat mencabut kontol saya dari mulutnya.
Kemudian Vonny nungging didepanku sambil bersandar pada tepi tempat tidur. Tanpa dikomando, saya langsung menjilat pantatnya, saya jilat anusnya lalu vaginanya. Vonny mendesah-desah dengan penuh nikmat
“Fuck me Arthur, fuck me” jerit Vonny.
Tapi saya diamkan. Saya tetap menjilat vaginanya sampai puas. Kemudian Vonny saya telentangkan, payudaranya belum kena serangan saya. Dengan gemas saya remas payudaranya dan hisap putingnya. Dengan nafas memburu Vonny kembali memohon agar saya setubuhi. Dengan tidak sabar, Vonny mendorong saya sehingga saya telentang ditempat tidur, ia jongkok diatas saya lalu memasukkan kontol saya ke vaginanya. Vaginanya terasa sempit dan basah.
Dengan penuh gairah Vonny mengayun-ayunkan pantatnya. Vonny menyorongkan dadanya ke hadapan saya dan langsung saya remas payudaranya yang besar. Putingnya yang berwarna coklat muda terlihat keras dan sedikit besar. Saya kemudian mengambil alih, saya mencabut kontolku dan langsung berlutut dibelakang Vonny, pantatnya yang aduhai saya tarik keatas dan langsung saya setubuhi. Setiap kali saya sentak kontol saya kedalam vaginanya, Vonny mengerang dengan keras.
15 menit ber-doggy style akhirnya saya mencapai klimaks, peju saya muncrat kedalam vagina Vonny. Saya mendesah dengan penuh nikmat sementara Vonny langsung lemas ditempat tidur. Vagina Vonny masih terasa mendenyut-denyut di kepala kontol saya pertanda Vonny masih menikmati kontol saya. Kemudian saya cabut kontol saya dan kemudian kita tidur sambil berpelukan tanpa mengenakan benang sehelai pun.
10 Agustus 2003
Saya terbangun jam 6 pagi dengan Vonny dalam pelukan saya. Saya memperhatikan tubuhnya yang mulus tanpa cacat dan teringat aktivitas semalam. Vonny tiba-tiba membuka matanya dan memandang saya kemudian kita saling berciuman. Kontol saya langsung kembali berdiri tegak.
“Kita ML sambil mandi aja yuk” kata Vonny sambil menarik tangan saya.
Didalam kamar mandi, kembali Vonny menyuruh saya duduk ditoilet. Showernya terletak didepan toilet dan dibatasi oleh dinding kaca.
“ML-nya nanti ya, sekarang kamu tonton saya dulu” kata Vonny dengan tersenyum.
Vonny masuk kedalam shower dan mulai menyalakan shower. Ia meraba seluruh tubuhnya dibawah pancuran shower. Payudaranya yang besar ia remas-remas sambil memejamkan matanya. Oh my goodness, kalau harus melewati ini lagi saya bisa tidak tahan gumam saya dalam hati.
Vonny mengambil sabun dan mulai menyabuni seluruh tubuhnya, setiap bagian tubuhnya ia pijit dan remas. Ia mengangkat satu kakinya dan mengelus-elus vaginanya. Vonny menyabuni vaginanya sehingga busanya berbuih kemudian ia meraih pisau cukur dan mencukur daerah vaginanya lalu keselangkangan kemudian bagian dibawah perut. Tak lupa ia mencukur juga kakinya. Setelah dirasakan bersih, ia kembali menyabuni seluruh tubuhnya, sesekali ia melirik kearah kontol saya sambil tersenyum.
Vonny kemudian menyandarkan dirinya ke dinding lalu membuka kakinya kemudian tangan kirinya mengelus vaginanya dan tangan kanannya meremas payudaranya. Suara Vonny terdengar keras dan menggema didalam kamar mandi. Saya akhirnya tidak tahan dan saya berdiri dan masuk kedalam shower. Saya basahi sedikit kontol saya dengan air dan diolesi sabun lalu mulai mengocok kontolku. Vonny memperhatikan diri saya yang sedang masturbasi dan ia semakin cepat mengocok vaginanya dengan jarinya. Tak lama Vonny orgasme dan saya semakin keras mengocok kontolku. Vonny lalu membungkukkan dirinya didepan saya
“Masukin sayang” kata Vonny.
Saya masukkan kontol saya kedalam vagina Vonny. Sisa-sisa sabun dikontol saya membuat vagina Vonny semakin licin. Vonny mendesah-desah dengan keras. Pancuran shower berada tepat diatas kepala Vonny sehingga seluruh rambutnya basah, dirinya terlihat sangat erotis. Setelah mengocok kontol saya dalam vagina Vonny, peju saya kembali muncrat. Vonny langsung memutar tubuhnya dan ia jongkok didepan saya dan menghisap seluruh peju saya.
Walaupun peju saya tidak keluar lagi, Vonny menghisap kontol saya. Sambil meremas payudaranya dengan tanan kanan, tangan kirinya mengocok kontol saya sambil menghisapnya. Kontol saya yang tadinya sedikit mulai melemas akhirnya kembali bergairah dan tegak kembali. Saya tarik Vonny sampai berdiri lalu mencium bibirnya. Tangan kiri Vonny masih terus mengocok kontol saya.
Lalu saya minta Vonny untuk nungging dilantai untuk doggy style. Saya kembali memasukkan kontol saya ke vaginanya tapi dilarang Vonny.
“Di pantat Arthur, masukin ke pantat” pinta Vonny.
Saya arahkan kontolku ke pantat Vonny dan perlahan-lahan memasukkannya. Vonny meringis menahan sakit. Dengan perlahan-lahan saya masuk dankeluarkan kontolku kedalam anus Vonny, jeritan kecil Vonny yang kesakitan berubah menjadi desahan yang penuh nikmat. Anus Vonny terasa sangat sempit dan menggenggam kontol saya dengan keras. Vonny kembali agresif, ia memaju-mundurkan pantatnya dengan penuh nikmat.
Tapi posisi ini agak sulit bagi saya untuk menikmatinya, akhirnya saya cabut kontol saya dari anusnya. Saya meminta Vonny berdiri dan saya memasukkan kontol kedalam vagina Vonny dari arah depan. Vonny mencium bibir saya dengan penuh nafsu. Saya terus menekan kontol saya ke dalam vagina Vonny. Klimaks pun tiba dan kembali peju saya keluar didalam vagina Vonny. Kami saling berpelukan dengan lemas dibawah pancuran air hangat.
Selesai ML, kami turun ke lobby untuk sarapan kemudian pergi belanja. Jam 12 sebelum check out, kami kembali ML. Setelah puas, kami mengemaskan seluruh koper dan menitipkan di lobby karena pesawat kami berangkatnya malam dan kami masih mau Jalan-jalan di Singapore. Vonny bercerita bahwa dulu di Melbourne ia pernah diminta mantan pacarnya untuk menari telanjang dihadapannya. Ia merasakan kenikmatan saat menari telanjang. Kemudian mantan pacarnya kembali meminta ia menari di sebuah klub striptis di Melbourne. Dengan senang hati Vonny melakukannya. Vonny merasa senang dan puas melihat wajah-wajah para pengunjung melihat dirinya yang telanjang dan masturbasi. Bahkan jika Vonny sedang tegangan tinggi, Vonny akan sekali-sekali datang ke klub striptis itu dan menari.
Vonny cerita ia pernah mengajak Lisa menari telanjang di klub itu dan Lisa pun mau walaupun hanya sekali saja. Di panggung itu, Lisa dan Vonny melakukan adegan bersetubuh. Hasilnya mendapat tip yang sangat banyak. Selesai menceritakan itu semua, Vonny mengancam saya jangan sekali-sekali menceritakan pada Jeffry. Pengalaman sex di Singapore memang menambahkan sederetan pengalaman sex saya.
No comments:
Post a Comment