Friday, October 3, 2014

Titipan

“Terima kasih mas” itulah ucapan Rudy dan Nina, sambil menjabat tanganku, sahabat yang sudah lama kukenal ketika aku setuju untuk menerima putra mereka Ferdy berdiam di rumah kami untuk beberapa hari sebelum keberangkatannya melanjutkan sekolah di Jepang.

Rudy dan istrinya Nina adalah temanku saat masih SMA, dan kini Rudy menjabat sebagai salah satu pimpinan cabang sebuah Bank nun jauh di Maluku sana…, maklum memang dia berdarah Maluku, demikian juga istrinya.

Dibesarkan dalam lingkungan keluarga *SARA* yang sarat dan ketat pada aturan membuatku berteman dengan Rudy hanya sebagai teman dalam hal yang ‘baik-baik’ saja, tidak kurang dan lebih.

Aku sempat tertawa ketika kemarin mereka tiba, malamnya setelah makan malam di rumah kami, Rudy berkhotbah tentang etika berpakaian, dan saat itu Anita yang hanya mengenakan tank top serta celana yang sangat pendek sebagaimana kebiasaannya dirumah merasa agak tersinggung, apalagi saat ia mengatakan bahwa dari cara berpakaiannyalah seorang wanita dinilai martabatnya.

Sempat kutendang kaki Anita di bawah meja ketika kulihat ia hendak membantah dan aku yang juga mengenal watak temanku itu tidak mau ada perdebatan yang tidak perlu apalagi berdebat untuk soal yang sama berdasarkan landasan dan sisi pandang yang berbeda, tidak akan ada titik temunya!.

“Huh..sebel..sok suci..” kata istriku malam itu dikamar setelah mereka kembali kehotel tempatnya menginap selama di Jakarta.
“Sudahlah…mereka kan punya latar belakang yang berbeda…maklum..keluarga *SARA*….biar saja” jawabku santai.
“Tapi kan nggak perlu nyindir gitu…” kata istriku sambil merajuk
“Iya….kalau tahu hidup kita ..mati berdiri ‘kali ya..” kataku lagi
“He..eh..” jawab istriku pendek sambil menyelesaikan perawatan wajahnya, sebelum tidur

“Pa…telpon…dari Rudy..” kata istriku saat aku baru saja mau berangkat, 
“Ada apa, kok pagi pagi telpon” katku sambil mengambil gagang telpon
“Udah siang pa…udah jam 11” Anita mengingatkanku

“Hallo….” Kataku saat gagang telpon menempel di telingaku
“Hallo……….” dan begitulah Rudy menceritakan kalau ia mendapat kabar bahwa jadwal keberangkatan putranya yang akan melanjutkan study ke Australia mengalami penundaan selama kurang lebih seminggu, dan ia tidak bisa menunggu selama itu karena harus segera kembali ke Ambon. “Sudah terlalu lama aku meninggalkan pekerjaanku Mas, Nina juga…cutinya habis besok, kalau Mas tidak keberatan boleh Ferdy berdiam di tempat Mas selama kurang lebih seminggu?, kami tidak tenang kalau meninggalkan ia di hotel sendirian…” pintanya

“Kubicarakan sebentar dengan Anita ya …, tunggu, sebentar kutelpon” jawabku.

Anita yang dari tadi ada disebelahku seakan telah menangkap inti pembicaraanku dengan Rudy tadi…menjebikan bibirnya …”Terserah papa saja…tapi apa ia nggak takut menitipkan anaknya di rumah wanita yang tidak bermartabat..?” tanyanya sarkastis.

Aku tidak menjawab, namun aku mengerti kalau pada dasarnya ia tidak keberatan.., memang istriku sesungguhnya sangat baik hati, tapi kalau disinggung suka menjadi judes…normal saja kukira.

Ferdy yang berusia 18 tahun ternyata anak yang sangat sopan dan rajin, tubuhnya yang tinggi besar dan berkulit gelap sebagaimana umumnya orang dari wilayah Timur membuatnya tampak lebih dewasa dari usia sebenarnya, dan ternyata ia juga cepat akrab dengan anak-anakku.

“Oom, papa tadi sms katanya kirim email dan ada informasi yang harus Ferdy sampaikan ke kedutaan besar besok, boleh Ferdy pakai komputernya ?” tanyanya pada malam keeempat ia tinggal di rumah kami, setelah kami selesai makan malam bersama

“Boleh..”jawabku tanpa mengalihkan mataku dari koran yang sedang kubaca
“Terima kasih Oom” jawabnya sopan lalu beranjak ke ruang tengah dimana komputer berada.
“Maaf..Oom., tapi komputernya kok tidak bisa On ..?” suara Ferdy beberapa saat kemudian terdengar.
“Masa..sih..?” tanyaku, kuletakan koran yang sedang asyik kubaca dan kami melangkah keruang tengah…

Setelah kuperiksa ternyata memang tidak bisa on…, pasti ada sesuatu di power supplynya pikirku…namun aku terlalu malas untuk memperbaikinya saat itu, maka kusuruh ia mengambil lap top ku dan menggunakannya, akupun kembali ke tempat semula dan meneruskan membaca Koran yang tadi terganggu.

“Pa…Ferdy mana..?” suara istriku yang baru selesai bebenah setelah kami makan malam membuatku terpaksa meletakan kembali koran yang sedang kubaca.
“Lagi baca email dari papanya..” jawabku
“Tapi nggak ada tuh di ruang tengah” Anita menjawab kata kataku
“O..komputer itu nggak mau nyala…besok kukirim orang untuk periksa” kataku lagi
“Terus…dia baca email pakai apa..?” Tanya Anita lagi menegaskan.
“Kupinjamin lap top” jawabku tanpa prasangka
“Ha…?” jawab istriku kaget
“Kenapa?”, aku bertanya agak bingung.
“Papa gimana sih….di lap top kan banyak gambar kita…, foldernya di desktop lagi” istriku nyerocos

Kali ini aku yang kaget…, sama sekali lupa kalau kompilasi gambar gambar kami ada disitu..“Mudah mudahan dia nggak lihat…”jawabku menenangkan diri.
Bukan apa-apa, mengingat keluarganya bisa ramai kalau anak itu melihat gambar gambar tersebut dan menceritakan ke orang tuanya.

Merasa tak tenang..aku melangkah ke kamar tidur tamu…dan kuketuk pintunya.
“Fer…sudah selesai..?” tanyaku dari balik pintu
“Kebetulan Oom juga ada email yang harus diperiksa dan dijawab” kataku melanjutkan

Beberapa saat kemudian pintu terbuka dan Ferdy dengan sopan menyerahkan lap top itu padaku.., “Sudah Oom..terima kasih..” katanya tetap sopan.

“Sekilas aku melirik ke bawah tubuhnya dan kulihat ‘punyanya’ menggelembung, sialan…pikirku pasti anak ini sudah melihat folder yang ada dilap topku..tapi memang aku yang ceroboh…

Ketika kucek ternyata benar …..di recent document terlihat kalau anak itu sudah membuka folder dan isinya.

Folder itu berisi gambar dan video petualangan kami, walau tidak semua namun cukup banyak…ada saat istriku sedang bermain dengan laki laki lain, ada swinging, ada sedang di gangbang, dan lain sebagainya….

“Hm….terus…bagaimana..?” Tanya Anita saat kami dikamar melihatku sedang mengecek lap topku itu.

“Mmmmmm …” gumamku lalu cepat kusambung…“Acuhkan saja…, kalau pun dia cerita ke orang tuannya belum tentu dipercaya…lagipula anak seusia dia mungkin akan risih menceritakan hal begitu ke orang tua nya yang kuno itu” jelasku panjang lebar, “Kalaupun dia cerita belum tentu dipercaya..lagi pula paling dua hari lagi dia sudah berangkatkan?” aku mengakhiri uraianku
“Tapi paling tidak lebih baik mencegah…, masalahnya pola pemikiran dan pandangan konservatifnya akan sangat sulit untuk memahami kita” Anita menjawab dan terlihat berpikir.
“Lalu….?” tanyaku lagi
“Mama ada ide…” jawab istriku dan saat aku melihat kilatan sinar matanya aku tahu rencananya…dasar….

Aku pulang menjelang maghrib dan mendengarkan dengan seksama penuturan istriku 
Paginya setelah aku berangkat dan anak anak berangkat ke sekolah istriku mengatur agar pembantu juga pergi untuk waktu yang cukup lama.

“Eh..…jam berapa kamu harus kekedutaan Fer?” tanya istriku saat sedang sarapan, dan karena semua sudah pergi mereka hanya berdua di rumah.
“Jam 11 tante…”Jawab pemuda itu 
“Boleh tanya..? istriku bertanya lagi..
“Tanya apa…tan.., boleh saja” jawab pemuda itu, dan Anita melihat kalau sesekali mata pemuda melirik ke dadanya yang saat itu mengenakan daster tanpa lengan dengan kancing didepan.., namun dua buah kancing atasnya dibiarkan terbuka, tidak mencolok tapi terlihat seksi.
“Kamu sudah punya pacar..?” tanya istriku melanjutkan pertanyaannya
“Belum…tan…kata papa nggak boleh pacaran sebelum lulus S1” dengan lugu pemuda itu menjawab.

Percakapan ringan berlangsung selama sarapan dan setelah itu istriku kembali kekamarnya.

“Fer….” Sambil mengetuk pintu kamar tidur tamu Anita memanggil pemuda itu”Iya..tante..” Jawab Ferdy sambil membuka pintu
”Boleh tante minta tolong..?” kata istriku
“Tolong apa tan…?” tanya pemuda itu.
“Ada yang tante minta tolong..” kata istriku lagi…”tapi kamu mesti janji dua hal ..yang pertama jangan cerita siapa siapa, yang kedua kalau tante sudah bilang pertolongan yang tante minta, kamu nggak boleh nolak” istriku mengaskan lagi, sambil menatap mata pemuda itu.

Dengan agak bingung Ferdy mengiakan apa yang diminta istriku

“Oke…sebentar tante kembali, ambil alat nya dulu ya…?” kata istriku kembali kekamarnya, yang diikuti tatapan bingung pemuda itu.

Demikianlah sesaat kemudian istriku sudah berada di kamar tidur tamu yang digunakan pemuda itu sambil membawa alat cukur, handuk dan baskom berisi air hangat.

“Tante nggak punya kaca yang posisinya pas.., jadi kadang kadang Oom yang suka bantu tante, tapi kamu kan lihat kalau akhir akhir ini Oom agak sibuk.., maka tante mau minta tolong kamu..” panjang lebar istriku menerangkan.

“Apa yang harus saya lakukan tan..?” tanya pemuda itu masih bingung

“Gini…….. tante mau minta tolong kamu bantu shaving tante” kata istriku sambil duduk ditepi ranjang dan pemuda itu dengan luigunya memperhatikan peralatan yang dibawa istriku.

“Shaving…?” tanyanya masih bingung

“Iya…shaving..cukur…, sudah lama nggak dicukur bersih…” kata Anita agak menahan tawa melihat keluguan pemuda itu
“Apanya yang dicukur ..tan..?” dengan sangat lugu poemuda itu bertanya
“Ya ..rambut…., tapi yang bawah ini….., tante susah melakukan sendiri…, mau kan..kamu bantu..?” pinta istriku

Dengan nanar dan pandangan mata hampir tak percaya Ferdy menatap istriku tanpa tahu harus menjawab apa, dan hanya bisa memperhatikan istriku mengangkat dasternya keatas hingga pinggang dan duduk ditepi ranjang melebarkan kakinya hingga vaginanya terpampang jelas karena ternyata sudah tidak mengenakan apa apa lagi dibaliknya.

“Lihat deh…udah nggak rapih kan…?” tanya istriku, sambil tangannya mengusap rambut di vaginanya yang sebenarnya masih tertata rapih..”tapi mau dicukur habis saja..” Anita melanjutkan ucapannya.

Masih bengong Ferdy ketika istriku menarik tangannya yang (kata istriku saat itu sangat dingin ketika dipegang) dan menyuruhnya berlutut ditepi ranjang.

Kini pemuda berusia delapan belas tahun itu berlutut ditepi ranjang dengan vagina istriku terpampang jelas tidak sampai dua puluh centimeter dari wajahnya, 

“Fer…kamu basahi dulu ya dengan air hangat di baskom itu…baru dicukur..tapi hati hati ya jangan sampai luka lho…” istriku memberi perintah.

“Kamu mulai dari sini...terus kesini....hati-hati kalau dilipatan sini ya....?” dengan tangannya Anita ‘menuntun’ tangan anak muda menelusuri keseluruhan vaginanya.

“Tapi...tan.....” dengan suara gemetar dan serak Ferdy bertanya
“Tapi...apa....?” tanya istriku
“Kalau Oom atau anak - anak tahu gimana...?” tanya nya lagi
“Husshh...sekarang semua nggak ada...kalau kamu nggak cerita ya nggak ada yang tahu....” jawab Anita menenangkan

Demikianlah..awalnya ............dengan tangan agak gemetar Ferdy membasahi vagina Anita dengan handuk yang dibasahi air hangat, lalu mulai mencukurnya.
Dimulai dari bagian atas vaginanya dan terus kebawah.

Beberapa kali istriku membimbing tangan pemuda itu untuk mencukur dengan arah yang benar…lalu menunjukan bagimana ia harus meletakan jarinya dan menyibakkan bagian – bagian yang agak tersembunyi…, yang diikuti dengan patuh oleh Ferdy dengan nafas yang semakin lama semakin memburu.

Pada posisi tertentu Anita mengangkat satu kakinya dan melebarkan sejauh mungkin sehingga Ferdy benar benar leluasa mencukurnya, namun sekaligus melihat keseluruhan vagina istriku ‘luar dan dalam’

Istriku menceritakan kalau sesungguhnya ia ingin menggoda pemuda lugu itu habis habisan saat itu namun kuatir memecah konsentrasi pemuda itu dan bisa membuatnya tergores ia menundanya.

Awalnya Ferdy masih agak takut takut "melakukan tugas khusus" itu terutama kalau harus menyentuh vagina istriku, namun lama kelamaan ia mulai bisa santai dan tangannya dengan lincah mencukur vagina istriku hingga bersih…

Anita yang tahu kalau anak sudah hampir selesai, diam - diam melepaskan dasternya sama sekali dan saat pemuda itu mendongak sambil berkata 

“Sudah.bersih..tante….”ia terdiam dan menelan ludah, melihat istriku sudah tak mengenakan apa – apa lagi.

“ “Mm. coba…ya tante raba dulu…” dan istriku meraba vaginanya memastikan semua sudah halus bahkan dengan melebarkan kakinya ia ‘membuka’ vaginanya kembali dengan kedua tangannya sehingga anak muda itu bisa melihat ‘lubang kemerahan’ ditengahnya.

“Ok…, terima kasih ya., nggak usah sungkan..kan kemarin malam kamu juga sudah melihat foto fot tante di laptopnya Oom kan..? tanya istriku

“Ma…maaf tante…nggak sengaja..ke klik…terus terbuka gambarnya…”Ferdy mencoba membela diri…” dengan suara serak
“Sudah ..nggak usah dipikirin…anggap saja itu rahasia kamu.ya..?” pinta Anita 
“Iya…tan..saya nggak akan bilang siapa siapa ..”jawab pemuda itu masih gugup namun matanya terus menjelajahi tubuh telanjang istriku yang sudah setengah rebah ditempat tidur, dengan kaki sebelah melonjor dan yang sebelah terangkat dan terbuka sementara Ferdy kini duduk disamping tempat tidur dengan canggung

“Eh..kok..masih ada yang terlewat ya…?” kata istriku tiba tiba sambil meraba lagi vaginanya..
“Masa…” Tanya Ferdy
“Ini coba kamu pegang…dan tangan pemuda itu ditarik dan ‘dibawa’ ke vaginanya.
“Nggak ah…sudah bersih tan...” kata pemuda itu dan kini walau tangannya sudah dilepaskan istriku namun ia tetap mengusap dan meraba vagina istriku yang terkadang menyentuh klitorisnya hingga Anita agak mendesah.

“Iya…”istriku bersikeras dan berkata “ Coba kamu lihat yang jelas deh….” Lalu menelentangkan tubuhnya dan membuka kakinya lebar lebar…sementara tangannya juga membantu membuka vaginanya, namun bukan hanya membuka saja, bahkan ia memasukan dua buku jari telunjuknya kedalam vaginanya yang sudah membasah itu.........

“Coba periksa ...Fer........” dengan nafas agak memburu dan sedikit terengah istriku menyuruh pemuda itu yang lalu mendekatkan wajahnya dan melihat dengan teliti sesekali tangannya meraba.
“Sudah semua kok..tan...” juga dengan serak Ferdy menjawab..jakun nya tak hentinya naik turun menelan ludah...
“Wah tangan kamu kasar sih kulitnya…jadi nggak teraba..” kata istriku
“habis pakai apa dong tan..?”kembali dengan lugu anak muda itu bertanya
“Hhh…coba deh..pakai lidah…”perintah Anita 

Walau agak ragu..namun Ferdy menurut dan mulai meraba seluruh vagina istriku yang merah dan semakin basah itu dengan lidahnya, dan dengan sabar istriku ‘menuntunnya’ baik cara maupun titik dimana lidah anak muda itu seharusnya ‘bermain’

Terangsang karena bemain - main akhirnya istriku berkata “…ssshh…hhh…aah...”keluhnya saat lidah anak muda itu menyentuh titik yang sensitif di vaginanya...”H..hh sss...hh....ka...kamu benar kayaknya sudah licin ya…?” dan Ferdy pun menghentikan jilatannya.

Kini pemuda itu duduk dengan tidak tenang.., terlihat jelas kalau ada yang mengganjal keras di antara pahanya sehingga ia tidak bisa duduk dengan nyaman..”Kamu..bangun..ya..Fer..” tanya istriku yang tidak menunggu jawaban lalu meremas batang pemuda itu dari luar celananya.

“Buka dong bajumu…, masa ngobrolnya nggak adil begini..?, tante telanjang kamu berpakaian lengkap…” kata istriku, yang lalu duduk dan mulai melepaskan kancing kemeja pemuda itu, disuruhnya pemuda itu berdiri ia membantu membuka celanaFerdy ……..dan ‘prang’ batang kemaluan pemuda itu menjulang bebas..saat terlepas dari kungkungan.

Istriku menuturkan kalau saat itu ia benar benar terpana memandang kemaluan anak muda itu....ukuran dan bentuknya sungguh fantastis...., “pasti jauh diatas 20 Cm.. dengan bentuk yang sempurna dan urat yang melingkar” kata istriku.

Dan ketika tangannya memegang batang kemaluan itu ternyata lingkar jari tangannya tidak cukup untuk menggenggam batang kemaluan itu. 

“Fer.....punya mu...besar sekali....” kata istriku dengan suara bergetar.
“I...i...ya tan......” hanya itu yang bisa dijawab Ferdy 

Dan sebagaimana umumnya laki laki dari wilayah timur kemaluan pemuda itu memiliki bulu yang keriting dan berwarna lebih gelap dari kulitnya, termasuk kepalanya yang berbentuk jamur sempurna itu sudah membasah diujungnya.

“Kamu tadi sudah mau menjilat punya tante…, tante bales ya..?” kata istriku dan tanpa menunggu persetujuan mencoba mengulum kepala kemaluan pemuda itu dalam mulutnya, namun ternyata dengan mulut mungilnya, istriku sulit untuk dapat memasukan kepala kemaluan itu, walau bisa masuk juga tapi menjdai terasa tidak nyaman dalam mulutnya.

Istriku menyuruh Ferdy telentang, lalu mereka mengambil posisi 69… dengan istriku diatas…, mulutnya dengan leluasa bermain, menjilat dan menghisap, menelusuri setiap lekuk dari selangkangan pemuda itu dengan lidahnya..dan vaginanya yang sudah seperti bayi itu karena sudah gundul habis…berada tepat di wajah pemuda itu yang kadang suka lupa menjilat karena mengaduh - aduh keenakan kemaluannya dimainkan mulut istriku.

Lidah Anita menjilati batang kemaluan itu menyusuri seluruh batangnya dari bijinya hinga kapalanya, sesekali ujung kepala kemaluan itu dihisapnya tepat di lubangnya dan lidahnya menari nari disitu....

Pemuda 18 tahun itu tidak mampu bertahan lama…rangsangan yang terlalu tinggi dan jilatan serta hisapan istriku yang memang piawai itu membuatnya mengejang dan saat Anita merasa kemaluan itu semakin membesar dan terasa sekali denyutannya ........diiringi suara erangan Ferdy semakin keras, membuatnya semakin teratur menghisap kepala kemaluan itu dan memainkan tangannya mengocok batangnya yang sudah basah dengan ludahnya dan .akhirnya pemuda itu mengejang dan menyentak…”Ah…..tante…..aduh…………..aaahhhh….dan crrrt….crrrt…dan saat pemuda itu menyemburkan air maninya Anita menempatkan bibirnya diujung lubang kemaluan pemuda itu dan benar saja…banyaknya nggak tanggung tanggung…, cairan putih ..kental........panas yang keluar dalam beberapa kali semprotan itu sempat memenuhi seluruh rongga mulut istrikus sebelum berhasil ditelan habis semuanya.

Sampai disini cerita istriku, tanganku sudah memasuki bajunya dan meraba vaginanya...…wah..benar licin…, ‘asyik nih….nanti …’ pikirku....... Anita lalu melanjutkan ceritanya

Setelah pemuda melepaskan air maninya dan kemaluannya mulai melemas, mereka berdua tiduran ditempat tidur dan istriku yang masih belum terpuaskan memeluk pemuda itu lalu mencium bibirnya….seperti orang pacaran..mereka ngobrol dan saling mencium, sesekali pemuda itu mengulum dan menjilati serta menghisap puting payudara istriku dan setelah dirasa cukup..istriku mulai lagi menjelajahi tubuh pemuda itu ujung keujung yang membuatnya sebentar saja bangkit lagi.

Dimulai dari keningnya, pipi, bibir...lidah Anita terus turun kebawah...agak menggelinjang Ferdy ketika leher dan belakang telinganya dijilat..dan nafas pemuda itu mulai memburu saat puting nya dijilat dan dihisap Anita, turun keperut dan kembali ke kemaluannya..seketika batang yang besar itu bergerak dan menjulang kembali.

Ferdy lalu bergerak dan kali ini mencoba untuk naik diatas tubuh istriku dan mengarahkan senjatanya ke vagina basah itu namun istriku yang ‘agak khawatir’ dengan ukuran itu meminta Ferdy untuk berbalik dan telentang.

Istriku yang kini jongkok dan mengarahkan batang kemaluan itu ke vaginanya …. dan upaya memasukan batang kemaluan itu ternyata penuh perjuangan serta kesulitan..walau telah ditekan namun sangat sulit menembus masuk..bahkan terasa agak perih .........Anita lalu mulai lagi menjilati lagi dan membasahi kepala kemaluan yang agak kehitaman itu dengan ludahnya sebanyak mungkin lalu kembali jongkok dan akhirnya...kepala kemaluan yang besar itu ....... mulai menembus masuk…dan masuk..dan....saat kepalanya sudah terbenam Anita istriku mulai menggoyangkan pinggulnya ........ tiba - tiba dengan satu dengusan…pemuda itu tiba tiba menggerkan pinggulnya keatas justru saat istriku sedang mencoba menekan masuk dan “aaaahhhhhhhhhhhhh...................hampir betrteriak sekuatnya...untung sempat ditahan suaranya...kalau tidak bisa terdengat kemana mana, seluruh batang kemaluan itu terbenam keseluruhannya dalam vagina istriku.

Batang kemaluan yang ‘baru pertama kali dipakai’ itu benar benar membuat istriku merasa seperti terbelah tubuhnya dan terasa ‘sampai keperut’......dan juga terasa bagaimana penuh sesaknya vaginanya menerima batang kemaluan yang sedemikian besarnya.

Didiamkan sejenak batang kemaluan terbenam sepenuhnya bahkan terasa sampai ke mulut rahimnya.....menimbulkan rasa geli dan sensasi yang sukar dilukiskan, lalu perlahan ia mulai menggoyang goyangkan pingulnya serta menaik turunkan pantatnya....dan perlahan pula jalan semakin licin...pelumas yang dibutuhkan rupanya mulai mengalir...........lalu dengan sabar Anita mulai mengatur irama permainan mereka.

“Shh..Fer…tekan…Fer..yang dalam…ahhhh..”sambil mendesah dan mengerang merasakan kemaluan itu didalam vaginanya. Istriku memberi petunjuk pemuda itu untuk ikut mengatur iramanya, dan hampir lima belas menit kemaluan pemuda itu mengaduk aduk vagina istriku dan..”ssshhhhh…tante…saya mau keluar lagi….” Katanya terengah engah….

”iya…terusin…cepetin…cepetin…dan istriku berusaha mengejar klimaxnya juga dan akhirnya ….
”Yang dalam Fer…..tekan yang keras….ahh……ahhhhh..sssh……….” sambil mendongakan kepalanya kebelakang dan mengeluh panjang serta mencengkeram pundak pemuda yang terbaring itu Anita mencapai klimaxnya yang disusul dengan semprotan air mani Ferdy yang ‘melepaskan keperjakaannya’ divagina bahkan terasa langsung menghantam mulut rahimnya istriku..”ah…aduh…enak….enak…ah..sssh…” dan bibir mereka berpagutan.

Setelah beberapa lama terdiam akhirnya mereka melepaskan pelukannya dan saat berbalik kemaluan yang walau sudah lemas namun masih tetap panjang itu terlepas dan dari vagina istriku tanpa dapat ditahan melelehlah air mani yang tadi menyemprot deras dalam vaginanya....... kemudian istriku bangkit..”Ok…kamu mandi lagi ya..terus selesaikan urusan mu ke kedutaan…., ini jadi rahasia kita..ya..? kata istriku sambil mengecup bibir pemuda itu dan hanya dengan menyampirkan dasternya di pundaknya serta membawa kembali handuk dan baskom serta pisau cukurnya ia keluar telanjang bulat menuju kamar kami.

Malam itu saat makan malam kulihat Ferdy sangat salah tingkah..antara takut namun matanya terus mencuri curi pandang ke arah istriku.

“Besok jam berapa kamu berangkat Fer..?” tanyaku
“Jam 14.15 Oom..” jawabnya
“Sorry ya ..Oom nggak bisa antar…tapi besok Pak Supir Oom kirim pulang biar antar kamu ke airport” kataku lagi
“Terima kasih Oom…” jawabnya

Demikianlah setelah makan malam kami sedikit ngobrol, aku menasehatinya untuk giat belajar dan pulang membawa gelar agar orang tuanya bangga dan bahagia, jam 11 setelah menonton berita di TV sebentar kami masuk kamar.

Saat istriku keluar dari kamar mandi (kamar mandi kami di dalam kamar) kupeluk dia dan sesaat kemudian ia sudah duduk di tepi ranjang dengan kemaluanku dalam mulutnya..
“aaah….” Aku melenguh ketika melepaskan air maniku dalam mulutnya yang seperti biasa tanpa protes dinikmatinya.
“Pa….mama ke kamar Ferdy ya…?” kata istriku.
“Hm….nggak capek ..?” tanyaku
“Kasihan anak itu…pasti nggak bisa tidur…biar mama temenin dulu..”
“Hoahhm…oke…, hati hati ya…jangan sampai anak anak atau pembantu melihat..mama masuk kesana..” sambil menguap aku menjawab.
“Iya….papa kalau ngantuk tidur dulu deh….” jawab istriku yang lalu mencium bibirku dan sekejab kemudian beranjak keluar kamar.

Aku terbangun karena terasa sesuatu yang lembab menutupi wajahku dan ternyata istriku sudah berjongkok diatas wajahku….refleks lidahku menyapu dan merasakan vagina yang sangat…sangat basah….terasa licin dan ada aroma lain dari aroma vagina Anita yang kukenal…”Sshh..jilat pa…ahh…mama tadi belum keluar….” desah Anita dan kesadaran ku yang langsung pulih dari tidur menyadari kalau aroma dan cairan yang memenuhi vagina istriku adalah air mani Ferdy yang telah bercampur dengan lender vagina istriku dan barusan ‘disambangi’ istriku.

Kami mengubah posisi menjadi 69 dan rasa hangat segera mengalir diantara pahaku ketika lidah istriku menyapu disana …ketika kulirik jam didinding ternyata sudah jam 4.30…wah…rupanya tadi aku tertidur beberapa jam

“Sssh…sssh..” erangku ..

Tidak lama dalam posisi itu, istriku yang sudah berhasil membangunkan diriku sepenuhnya merayap naik dan sekejab kemudian vaginanya yang terasa sangat basah dan berlendir..sudah ‘menelan’ kemaluanku.

“Mama..belum keluar tadi...…. ayo…..ssshh….” kata istriku
“Ferdy gimana …”sambil mendesah aku bertanya ….
“Iya….dia sih keluar........ terasa nggak barusan air maninya banyak banget …” jawab Anita menggoyang goyangkan pinggulnya, dan aku lalu mengganjal punggungku dengan bantal sehingga memudahkan mulutku menghisap puting payudaranya.

Sambil bersetubuh dan diiringi desahan dan erangan nikmat istriku bercerita lagi

“Ssst…Fer,,?” istriku berbisik sambil mengetuk pintu kamar anak muda itu perlahan, dan ketika pintu terbuka dengan cepat Anita menyelinap masuk dan mereka langsung berciuman dengan panasnya saling memasukan lidah kemulut masing – masing.

”Oom sudah pulas…., kamu masih ingin…?”tanya istriku yang dijawab dengan ciuman lagi oleh pemuda itu
Sebentar saja mereka sudah kembali telanjang bulat seperti siang tadi… dan kali ini istriku menyuruh Ferdy tiduran telungkup lalu mulai menjilati tengkuk pemuda itu.., belakang telinganya dan terus kebawah hingga ke belahan pantatnya, bahkan dibukanya belahan pantat pemuda itu lalu dijilatnya hingga ke anusnya, yang membuat Ferdy terlonjak.

Luar biasa tegang dan keras kemaluan pemuda ketika disentuhnya, dan pemuda itu rupanya masih penasaran dengan mulut istriku karena ia mengubah posisi, dengan berdiri dan istriku duduk ditepi diranjang .........kemaluan yang tegang itu di jilati istriku hingga akhirnya menyemprotkan isinya...seperti tadi saat menyemprotkan isinya bibir Anita hanya menerima setenga kepala kemaluan itu dan menjaga agar hanya ujung lubangnya yang dihisap , kembali untuk kedua kalinya hari itu istriku menelan cairan kental dan berwarna putih yang keluar dari kemaluan pemuda itu, juga dalam jumlah cukup banyak..

Usia yang masih muda dan semangat yang menggebu gebu membuat Ferdy cepat sekali bangkit dan kembali seperti siang tadi dengan susah payah ia berhasil membenamkan kembali kemaluannya dalam vagina Anita…, kemaluan yang sangat besar itu terbenam penuh dalam vagina istriku dan kali ini pemuda itu yang berada diatas.....namun gerakannya yang berganti ganti irama serta minimnya pengalaman membuat istriku setiap kali gagal mencapai klimax…., dan setelah hampir dua puluh menit akhirnya ia melepaskan lagi airmaninya untuk kedua kalinya malam itu.

Anita yang masih ‘menggantung’ mencium bibirnya, sekali lagi berpesan agar merahasiakan semuanya dan mengucapkan selamat jalan karena paginya pemuda itu akan berangkat dan kemudian kembali kekamar.

“Ayo..pa….ssshhh….ahhh…..kalau bisa sama..sama…..” desah istriku dan akhirnya dengan satu sentakan tubuhnya mengejang…kepalanya digelengkan berulang ulang dan ….mencapai puncak kenikmatannya, yang dalam hitungan detik disusul olehku menyemprotkan air maniku menambah air mani yang barusan saja disemprotkan Ferdy dalam vagina istriku.

No comments:

Post a Comment

Musim Panas di Los Angeles - 3

  Ketika keluar dari kamar Jeanne, aku mencium wangi makanan. Sepertinya Jeanne membuat nasi goreng dan oseng-oseng ayam dan udang dengan sa...