Friday, October 3, 2014

Istriku Anita

Cerita ini adalah true story kehidupan kami., aku dan istriku sudah berumah tangga selama hampir 20 tahun, saat ini usianya 38 tahun dan aku sedikit diatas 40 tahun, semenjak 6 tahun lalu kami menjalani 'swinging lifestyle' dan in adalah awal ceritanya, mungkin cerita ini akan menjadi panjang bila memang teman teman di DS menyukainya, anggap saja ini bagian pertama.

Istriku Anita adalah seorang wanita yang sangat cantik, tinggi 160 CM, langsing dengan dada membusung padat 36 B, modis dan agak exhibionist, maksudku gemar berpakaian yang menonjolkan ke sexy an nya, walau sudah melahirkan 2 anak namun masih tampak sangat menarik dan selama kami berumah tangga kesetiaannya dapat diuji karena selalu setia.

Suatu hari aku membaca sebuah forum tentang suami istri yang dalam kehidupan sexnya seringkali melakukan 'rekreasi sex' dengan mengundang pasangan lain atau pihak lain dan melakukan sex secara terbuka.

Terus terang saja aku sangat tergoda dengan informasi itu dan mencoba mencari tahu lebih banyak lagi dan semakin terkejut aku karena ternyata hal tersebut adalah hal yang sangat umum dan telah sangat lama berlangsung, bahkan ketika kukonsultasikan dengan seorang pakar seksologi yang sering menulis di media massa ternyata hal tersebut merupakan hal wajar dilakukan dan sepanjang tidak ada pemaksaan, komunikasi suami istri cukup matang dan dewasa, tidak menimbulkan pertentangan batin karena dalam hal ini masalah keyakinan agama adalah hal privat antara manusia dengan penciptanya, mampu menggunakan logika untuk membagi sex dalam 3 dasar pemikiran yaitu sex untuk keturunan, sex untuk komunikasi intim suami istri dan sex sebagai sarana rekreasi maka semua adalah sah sah saja untuk dilakukan.

Berbekal pengetahuan yang kudapatkan itu, obsesi yang semakin lama semakin kuat untuk mencoba serta berbagai pertimbangan lain yang sudah kupikirkan matang maka aku mencoba menyampaikan keinginan tersebut pada istriku.

Awalnya yang ada adalah keterkejutan, lalu penolakan dan tuduhan bahwa aku ingin menggunakan peluang tersebut untuk 'melakukan selingkuh secara sah', namun setelah banyak bukti yang kusodorkan, buku, majalah tentang swinging, buletin, dan situs situs di internet, serta (sekali lagi) mengunjungi sang pakar seksologi akhirnya istriku setuju untuk mencoba....., dan inlah kisah nya, (bersambung)

Seperti yang telah kusampaikan, perkawinan kami yang telah berlangsung selama hampir 20 tahun dan dikaruniai 2 orang putra dan putri berlangsung dengan harmonis.

Sejak beberapa saat belakangan ini aku selalu terganggu dengan fantasiku sendiri, fantasi yang semula kuanggap aneh, namun sangat menggoda, .. aku ingin menyaksikan istriku bersetubuh dengan laki laki lain, itulah fantasiku.

Fantasi yang semakin lama semakin kuat ini, mulai menggganggu kehidupan sex ku, aku sering sangat malas berhubungan intim, namun menjadi bersemangat saat aku mulai membayangkan istriku berhubungan sex secara total dengan laki laki lain.

Di usianya kini istriku yang penampilannya tampak jauh dibawah usia yang sesungguhnya justru tampak semakin menarik, matang dan sexy, dan saat kusadari tatapan laki laki lain saat kami berjalan bersama, bukan rasa cemburu atau marah yang berkecamuk, namun justru rasa bangga dan sedikit terangsang.

Semua ini bermula saat secara iseng iseng aku browsing internet dan secara tidak sengaja ‘tersesat’ ke sebuah situs dari komunitas ‘swinger’ yang kemudian kubaca dengan antusias, dan ternyata ...............situs situs semacam itu sangat banyak dan beragam, bahkan di Indonesia sendiri.

Cerita dan pengalaman para anggota komunitas tersebut tentang kehidupan sexual mereka, petualangan dan pengalaman mereka ternyata menjadi landasan saat aku membayangkan bila istriku ikut berperan disana, dan semakin lama semakin mencengkamku.

Khawatir bahwa pemikiran dan fantasiku adalah tidak normal atau bahkan menyimpang membuatku berkunjung ke seorang psikolog sekaligus sexolog terkenal yang artikel nya sering dimuat surat kabar nasional dan memberikan seminar tentang hubungan suami istri.

“jangan khawatir, semua yang anda alami dan pikirkan normal normal saja, dan bila pun dinyatakan dalam tindakan, bukan merupakan hal yang menyimpang, sangat banyak suami istri yang melakukan hal tersebut dan tidak bisa disebut sebagai penyimpangan, namun tindakan tersebut perlu dilakukan dengan penuh pertimbangan, harus berdasarkan keterbukaan, kedewasaan dan kematangan emosional yang prima”, Dokter berkaca mata minus yang wajahnya sering menghiasi majalah dan surat kabar itu menerangkan panjang lebar

“Maksud dokter, banyak yang menjadikan fantasi yang saya rasakan ini menjadi kenyataan ?”, tanyaku terheran – heran dan setengan percaya.

“Faktanya memang demikian,maka saya sarankan kalau secara masih ada pertentangan moral dan agama dalam batin, jangan pernah mencoba, namun kalau hal itu mampu diatasi, mengapa tidak ?.dan satu hal, sangat jarang pasangan dengan komunikasi terbuka yang bercerai, karena pendalaman dan pengenalan akan diri pasangan masing-masing sangat mendalam”, sang dokter melanjutkan keterangannya.

Konsultasi dan pembicaraan dengan dokter tersebut menenangkan pikiranku, ah...aku masih normal, dan semua adalah wajar, tinggal bagaimana kaca mata batin kita membacanya.

Tekad untuk merealisasikan fantasiku semakin bulat, namun...bagaimana aku harus menyampaikan pada istriku tercinta ?

Bila kusampaikan secara langsung..bisa timbul pemikiran yang tidak pernah terduga..., maklum wanita, sangat susah ditebak pikirannya, 

Istriku sangat menyukai sex, itu kuketahui pasti, hubungan kami yang sangat dekat, dan permainannya di ranjang yang selalu hot, kegemarannya memberikan oral sex yang sangat dahsyat bila kita sedang berhubungan, erangannya yang kadang kupikir bisa membangunkan seisi rumah, membuatku yakin bahwa sesungguhnya fantasiku bisa terwujud, namun aku harus mampu membuat strategi yang mebuatnya memahami keinginanku. 

Malam itu aku sengaja melakukan browsing beberapa situs yang isinya cerita sex tentang komunitas swinger, cerita yang sangat merangsang dan detail, bagaimana sepasanga suami istri mengundang lelaki lain ke tempat tidur mereka dan sang istri dengan sangat bernafsu melayani suami dan lelaki lain itu sekaligus, dan kutinggalkan komputer tetap menyala saat paginya aku pergi kekantor.

Seharian aku gelisah menanti reaksi istriku, yang kutahu pasti melihat komputer ku, karena sifatnya yang rapih dan teliti, namun hingga sore hari tidak ada reaksi apapun dan ketika aku sampai di rumah, kulihat komputerku sudah off dan meja kerjaku rapih, berarti ...pasti istriku sudah melihat apa yang terdapat di layar monitorku, namun tidak ada satu pun komentar yang diberikan tentang hal tersebut.

Malam itu kami berhubungan sex, dan kurasakan sedikit ‘perbedaan’, istriku sangat bersemangat dan memberikan permainan yang luar biasa, sungguh aku kewlahan dibuatnya, tidak cukup hanya membuatku ‘keluar’ dalam vaginanya, namun setelahitu aku masih diberi ‘bonus’permainan mulutnya yang membuatku ‘keluar’ lagi dalam mulut mungilnya dan tidak ada setetespun air maniku yang tersia sia, semua ditelannya habis !!!, hal ini bukan tidak pernah ia lakukan ,namun sangat jarang terjadi.

Dua hari kemudian, kembali aku meninggalkan ‘materi’ serupa di komputerku, dan kembali semua seakan sia sia, tidak ada satu pun komentar yang kuterima..sungguh aku menjadi sangat penasaran, termasuk juga semangat sex nya yang tinggi, padahal baru 2 malam yang lalu kami ‘bertempur’ habis habisan.

Ketika untuk ketiga kalinya aku meninggalkan komputerku dalam posisi on dan sarat dengan materi ‘threesome’ suami istri , istriku akhirnya menegurku;
“Pah....” katanya ketika kami sedang berdua di ruang tengah malam itu
“Hmm...ada apa yang......?” Jawabku, memang aku lebih sering memanggilnya yayang (dari kata sayang) ketimbang mamam, kecuali kalau anak anak berada didekat kami.
“Sudah tiga kali lho papa meninggalkan komputer menyala waktu kekantor...., “ katanya lagi
“Ah....masa...? “tanyaku pura pura heran, namun ‘deg’ hatiku mulai berdebar = debar.
“Iya....mama yang matiin..., dan isinya itu lho.........” istriku menghentikan kata katanya dan matanya menatapku menanti jawaban
“Memang isinya kenapa ?” tanyaku pura pura lagi
“Ih......”tanpa terduga istriku mencubitku, “Pura pura bego....ah, papa...,kok seneng sih baca cerita porno gitu ?” tanya istriku namun wajahnya memang penuh tanda tanya.
“Porno ..gimana?”tanyaku lagi pura pura tidak mengerti
“aaah...,ya gitu deh..., tapi kan selama ini sepanjang mama kenal papa bukan type orang yang suka baca cerita gituan..,kok berubah sih..........?” kali ini istriku menjawab agak serius, namun dari suaranya aku yang sudah sangat mengenalnya mengerti kalau ada tuntutan untuk menjelaskan.
“Jadi kamu baca juga yang.?, kok tahu isinya.” aku menjawab dengan pertanyaan lagi ; 
“Ya....habis berkali kali ditinggal menyala begitu, mama jadi penasaran apa sih isinya,,,eh...nggak tahu nya cerita gituan” panjang lebar istriku menjelaskan.
“emmm....”agak sulit aku menjawab kali ini, ada rasa takut bahwa akan berakibat pada hubungan kami kalau aku menjelaskan secara jujur,namun akhirnya keraguan itu berhasil kutepis, lebih baik berterus terang dan terbuka apapun akibatnya dari pada aku menyembunyikan fakta akan obsesi ku yang justru akan berakibat lebih buruk.

Aku mengatur posis dudukku sehingga lebih nyaman lalu dengan suara sungguh – sungguh aku berkata “Yang....kamu perhatikan nggak isi cerita yang kamu juga baca ?, bukan gituannya lho maksudku namun ceritanya” aku berkata dengan serius sambil menatap matanya dalam dalam.
“Iya sih...semua tentang suami istri yang....”istriku berhenti sejenak memandang wajahku dan tiba tiba bertanya “Memang papa ingin seperti itu...?, tanyannya dengan suara lirih.
Aku mengangguk kan kepala “Iya....sudah cukup lama papa membayangkan hal seperti itu” jelasku lalu kuceritakan semua pemikiran dan obsesiku juga hasil konsultasiku dengan psikolog terkenal itu.

Istriku yang selama ini diam mendengarkan aku bicara lalu berkata “Aneh..., tadinya kupikir cerita dalam situs itu karangan semata.....,tapi masa iya sih....,jangan jangan itu cuma alasan para suami supaya juga boleh selingkuh”,katanya lagi, suaranya agak menajam dan aku tahu kalau emosinya sedang galau.

“Salah..” jawabku tegas,”banyak sekali hal semacam ini, dan ini tidak berarti rasa cinta yang berkurang, atau cari cari alasan pembenaran dan seterusnya, kamu cek deh yang...cari deh informasi tentang hal ini, kalau perlu kita sama sama ke psikolog itu” aku nyerocos panjang lebar.

Malam itu kami berdiskusi cukup lama, namun minimal aku sangat lega karena telah membuka keadaan yang sebenarnya dan akhirnya kami sepakat untuk bersama sama kembali ke psikolog sekaligus sexolog tersebut.

Waktu berjalan tidak terasa, aku juga kebetulan cukup sibuk dengan pekerjaan ku,dan kurang lebih dua minggu sejak kami bersama sama melakukan konsultasi dan istriku dapat menerima penjelasan yang diberikan, namun mengatakan dirinya masih belum dapat memutuskan apakah berani atau tidak melakukan hal itu, khawatir akan merusak perkawinan kami, namun tanpa sepengetahuannya aku terus mencari referensi dan strategi bagaimana membujuk agar istriku bersedia untuk melakukan apa yang selama ini kuimpikan.

Malam minggu itu jam menunjukan Pk. 19.00, kami hanya berdua di rumah karena anak anak di jemput oleh tantenya dan diajak ke Bandung, pembantu kami juga dibawa karena istriku khawatir anak-anak kami yang kadang nakal itu merepotkan tante dan oomnya kalau tidak dibantu diawasi.
Selesai makan malam,sambil menonton TV yang kadang membosankan acaranya itu, aku bertanya “Gimana yang...?,udah dipikir...?”, tanyaku,memang aku tidak mau terlalu mendesak dengan terus menerus mempertanyakan kesediaannya untuk melakukan keinginanku,aku ingin dirinya juga memiliki keinginan yang sama.

“Apanya yang dipikir..?” tanya istriku
Kucubit paha istriku dengan lembut “Ah...kamu yang....ya itu ya pernah kita bicarakan...”jawabku
“Gimana ya....mama takut....kalau ada akibat buruk pada perkawinan kita, lagian memangnya gampang ngajak orang lain...bisa bisa kita dipermalukan lho ” jawabnya

Aku sadar bahwa hal ini memang harus berjalan secara alami, namun kucoba salah satu pemikiran yang selama ini sudah kupersiapkan.

“Begini....kita coba...mumpung anak anak sedang tidak ada...,papa panggil ya pemijat laki laki, kamu dipijat saja ...minimal kita bisa saling mengukur perasaan kita, dan tidakperlu sampai sejauh itu.
“Ah...tapi kan mama nggak lagi masuk angin kok dipijat ...?, tanyanya polos
“Ya bukan begitu,kita kan mencoba...biasanya kamu dipijat sama si ‘mbok yang sering dipanggil itu,ini kan laki laki, kita coba saja...,kalau ternyata benar benar kamu nanti merasa tidak nyaman ya sudah..jangan diterusin, sekedar coba-coba ‘gitu” jelasku membujuk
“terus pemijatnya dari mana ?” tanyanya lagi
“Ada...papa dapat dari referensi,”jawabku...”dipanggil...?” tanyaku lagi meminta penegasan
“Terserah papa deh.tapi kalau mama nggak nyaman stop ya..”istriku menyetujui usulku.

Hampir meloncat aku dari tempat dudukku, kuambil HP dan kutelepon Ronny, awalnya kukenal dia lewat chatting, usianya hampir sebaya istriku, cukup tampan, dan dia seorang eksekutif, sudah berkeluarga juga dan kami sudah pernah berjumpa beberapa kali, aku juga pernah menceritakan obsesiku, dan dia memahami semua ceritaku, sampai pernah kuminta bantuannya kalau kalau suatu hari aku membutuhkan seseorang untuk menjalankan skenario yang kukembangkan seperti sekarang ini, termasuk diposisikan jadi tukang pijat.

Dengan suara perlahan aku bicara dan syukurlah bahwa Ronny bersedia membantu.

Kurang lebih satu jam kemudian suara bel pintu sungguh membuat istriku nervous, namun aku menenangkannya dan membuka pintu, mempersilahkan temanku masuk dan berkenalan dengan istriku.

“Ronny”,dengan suara baritonnya Ronny mengenalkan diri sambil menjabat tangan istriku

“Anita”istriku juga menjawab dengan lirih...namun dari pandangan matanya aku yakin kalau ia terperanjat melihat ‘tukang pijat’nya tampan dan terlihat sangat terpelajar, dengan tertawa namun dalam hati, aku mempersilahkan Ronny duduk, sementara istriku masuk kedalam menyiapkan minuman.

Ronny mengedipkan matanya padaku dan menunjukan jempolnya sambil matanya mengerling ke dalam, “Istrimu sungguh cantik” pujinya dengan sangat lirih,aku tersenyum saja


Selesai menghidangkan minuman, istriku duduk bersama kami dan dengan pandainya Ronny berbicara sehingga suasana tegang mencair, Ronny memanggil istriku ‘mbak’ dan akhirnya ia berkata 

“Oke...jadi bagian mana yang kurang nyaman mbak?, mudah mudahan saya bisa membantu ya..?,katanya dan aku segera berinisiatif mengajak Ronny ke ruang tidur tamu yang sudah dipersiapkan, 

Sesampainya dikamar, istriku pamit kebelakang sebentar namun sambil mengerling kerahku dan aku mengerti ia memanggilku...dengan berdebar kuikuti ia kekamar mandi...”Papa serius...nih?, nggak marah melihat mama dipijat laki laki lain..? tanyanya.

Aku menjawab dengan memeluknya dan membisikan bahwa Ronny memuji kecantikannya dan aku sangat bangga padanya, dan serius......aku justru sangat bersemangat.

Istriku lalu masuk kamar mandi dan keluar dengan kain panjang membelit tubuhnya, lalu kami menuju kamar tamu dimana Ronny sudah menunggu...........

“Relax aja ya mbak..” Ronny menenangkan istriku dan memintanya untuk berbaring telungkup yang dengan patuh dijalankan oleh istriku.

Ketika kain panjang yang dikenakannya disibak ternyata istriku tidak mengenakan apapun didalamnya kecuali celana dalam mini yang masih dipakainya,dan Ronny mulai memijat pundak istriku lalu turun ke punggung,

Beberapa kali pijatan Ronny mulai menggunakan lotion yang kusiapkan dan memijat dengan lembut dari pundak punggung hingga pinggang.

Berpindah posisi Ronny mulai meijat kaki naik keatas hingga lutut, kanan dan kiri diperlakukan sama dan istriku semakin tampak relax menikmati pijatan laki laki itu, lalu tangan kawanku itu naik semakin keatas,hingga paha, bahkan hingga selangkangan,dan ternyata....entah disadari atau tidak istriku justru merenggangkan kaki nya membuat tangan Ronny semakin leluasa memijat paha bagian dalam sesekali seolah tak sengaja jarinya menyentuh vagina istriku yang membuatnya tergelinjang.

Cukup lama Ronny memijat bagian kaki dengan berbagai gerakan, terkadang memanjang dari pergelangan kaki terus keatas hingga pangkal paha, suasana semakin relax karena Ronny tetap mengajak istriku bercakap-cakap dengan santai, namun tangannya terus bekerja, sampai suatu saat ia berkata “mbak, boleh dibuka saja supaya leluasa?,”, dan tanpa menunggu jawaban tangannya dengan lembut menurunkan celana dalam istriku, yang dengan otomatis istriku mengangkat pinggulnya, sekejab kemudian celana dalam istriku sudah lepas.

Kini dengan telanjang bulat dalam posisi telungkup, Ronny mulai memijat pantat istriku yang masih kencang itu, dengan ahlinya ia mengurut lembut dari pangkal paha berputar dibukit pantat istriku lalu turun lagi semakin lama jarinya semakin mendekati dan menyentuh anus istriku, terkadang turun keselangkangannnya dan memijat bibir vagina yang membuatnya berdesah.

Licinnya lotion yang dipakai memudahkan jari jari Ronny bergerak dan kini ia berkosentrasi di seputar anus istriku lalu perlahan lahan jarinya memijat lembut dan entah bagaimana telunjuk Ronny sudah masuk setengah kedalam anus istriku lalu dengan amat lembut bergerak naik turun dan kini wanita yang telah berbelas tahun menjadi istriku itu benar benar mendesah dan menggigit bibirnya serta pinggulnya bergerak mengikuti irama jari Ronny yang hanya dimasukan setengah, ditarik dan didorong kembali di anusnya,

Ronny melepaskan jarinya, mengedipkan mata padaku yang semakin terangsang melihat itu semua, mengelap jari telunjuknya dengan handuk kecil yang telah disiapkan, menambah lotion dan kini ibu jari nya masuk kedalam anus istriku sementara telunjuknya bermain di vagina dan akhirnya memasuki vagina istriku,yang diikuti dengan desahan serta nafas memburu istriku yang kuyakin sudah sangat terangsang. 

Merasa cukup, Ronny meminta istriku untuk berbalik badan dan kini istriku yang selama ini pemalu dan konservatif, berbaring telentang telanjang bulat dihadapan laki laki lain, yang mulai memulai lagi ritual pemijatannya dari kaki, keatas namun tidak menyentuh vaginanya, yang kutahu pasti membuat istriku sangat penasaran.

Menggeser posisi duduknya kini ia memijat tangan, pangkal lengan berpindah ke lengan satunya lalu mulai memijat buah dada berukuran 36 B milik istriku dengan gerakan lembut 

Tangannya memijat memutar dari bawah keatas dan berakhir dengan memilin lembut puting buah dada istriku yang walau memejamkan matanya namun terlihat berusaha menahan gerak tubuhnya yang tergelinjang, sementara tangannya entah sadar atau tidak sudah memegang paha Ronny.

Sebelah lagi buah dadanya diperlakukan sama dan kini tangannya tidak lagi tergeletak pasif di paha Ronny namun tampak meremas selangkangan Ronny, dan desahannya semakin tercampur dengan nafasnya yang memburu.

Ronny sungguh pandai, ia menghentikan pijatannya dan kini berpindah posisi dan mulai memijat perut yang pernah mengandung anak anakku, dan terus turun kebawah,lalu mulailah ia berkonsentrasi di vagina istriku yang tampak membasah, dan entah sadar atau tidak istriku sudah merenggangkan kakinya sehingga dengan sangat leluasa Ronny memperoleh akses sepenuhnya.

Mula mula ia hanya mengusap dengan lembut lalu, mulai dengan jarinya ia menyibakkan bibir vagina istriku dan dengan tangan jarinya ‘bermain’ di tengah vagina kemerahan yang semakin basah itu.

Perlahan lahan jarinya masuk dan akhirnya terbenam seluruhnya lalu tangannya bergerak maju mundur dan kini tanpa dapat ditahan lagi istriku menesah dan menggelinjang,pinggulnya bergerak liar seirama gerakan jari tangan Ronny.

Hal ini tidak berlangsung lama, laki laki ini sungguh pandai memainkan tempo, sebelum istriku meraih orgasmenya ia berhenti, mencabut jarinya dan malah istriku yang membuka matanya seakan bertanya kenapa berhenti. 

Dengan lembut Ronny berkata “mBak duduk ya ?” dan dengan patuhnya istriku pun duduk diranjang dan Ronny bergeser duduk dibelakangnya, tanganya memeluk dari belakang dan kembali aktif di payudara istriku, sehingga terlihat Ronny memeluk dari belakang sambil meremas dan memilin puting payudaranya, sementara tangannya yang satu mulai bergerak turun dan memainkan kembali vagina yang tampak sudah sangat basah itu. 

Lalu entah apa yang dibisikan oleh kawanku itu ditelinga istriku, namun tangan istriku bergerak kebelakang, mencari selangkanan Ronny dan menurunkan retsletingnya, dan akhirnya memasuki lubang celana yang terbuka itu, lalu meremas remas benda yang dicarinya.

Istriku membuka matanya menatapku sayu dan seakan meminta persetujuanku, lidahnya tampak menjilati bibirnya, dan ketika dilihatnya aku tersenyum sambil mengangguk ia menggeser tubuhnya,membalikan badannya dan sekejap kemudian kemaluan Ronny sudah berada didalam mulutnya,sambil tangannya aktif melepaskan seluruh celana yang dipakai Ronny.

Efek rangsangan yang sedemikian tinggi, ternyata membuat istriku ‘lupa diri’ dan bergerak mengikuti nafsunya sungguh sangat liar, ia tidak hanya memasukan kemaluan Ronny dalam mulutnya menjilat,menghisap,turun kebawah, dan menjilati biji laki laki itu dengan sangat bernafsu.

Ronny melihat kearahku,seakan juga meminta persetujuanku, lalu melepaskan baju yang tersisa dan sekejap kemudian mereka sudah dalam posisi 69, dengan Ronny mengatur posisi diatas, lidahnya menjilati vagina istriku sementara kemaluannya bergerak naik turun dalam mulut istriku, tampak pinggulnya naik dan turun

Tiba tiba istriku bergerak membalikan badannya merubah posisi, kini ia yang mengambil inisiatif, dan dengan Ronny dalam posisi telentang istriku berjongkok mengarahkan kemaluan yang sudah tegang dan tampak besar itu memasuki vaginanya, dan dengan satu hentakan kemaluan ronny terbenam dalam vagina istriku.

Aku masih belum mengganggu mereka, namun pemandangan itu hampir-hampir membuat ku ‘keluar’ tanpa harus menyentuh batang kemaluanku yang sudah dari tadi berontak keras.

Istriku melihat kearahku lalu meminta aku untuk mendekat, dan dengan masih tetap ‘menunggangi’ Ronny ia meraihku, melepaskan celana yang kupakai dan kemaluanku tahu-tahu sudah berada dalam mulutnya.

Aku mati-matian berusaha untuk menahan keluarnya mani yang terasa sudah diujung, untunglah istriku berhenti dan meminta ganti posisi,kini ia menungging dan vaginanya disodorkan kepadaku yang segera saja memasukan batang keras diselangkanganku kedalam liang yang masih terasa hangat bekas kemaluan Ronny, sementara Ronny telah memposisikan dirinya sehingga istriku dengan mudah kembali melumat kemaluan laki laki itu dengan mulutnya, tetap dalam posisi menungging dengan batang kemaluanku terbenam keluar masuk vaginanya.

Aku sungguh tidak tahan, dan rupanya Ronny yang sejak awal memijat juga telah terangsang, sulit menahan dirinya, hampir bersamaan kami bertiga, dengan dengusan nafas masing masing meraih puncak kenikmatan, istriku dengan gerakan pinggulnya yang semakin cepat dan menghentakan kebelakang tepat saat aku menyemburkan air maniku dalam vaginanya dan Ronny melepaskan maninya dalam mulut istriku yang tanpa ragu ditelannya semua.

Beberapa saat kami semua terdiam dalam posisi semula, sebelum akhirnya akhirnya ambruk dan bertiga kita tergolek lemas diatas ranjang.

“Hmmmhh........,”istriku mendesah, dan kepalanya menengok kearahku lalu dengan bibir yang masih terlihat sisa air mani Ronny ia mencium bibirku, lidahnya memasuki mulutku dan masih terasa ada aroma air mani dimulutnya, namun entah...?,hal itu justru memberikan sensasi luar biasa bagiku, mencium bibir istriku yang masih basah dengan air mani laki laki lain, setelah itu ia berpaling kearah Ronny lalu mencium bibirnya, cukup lama mereka berciuman, dengan lidah saling menyapu.

Rupanya istriku terangsang lagi, ia mulai lagi bergerak dan kali ini tangannya memainkan kemaluanku agar ‘hidup’ lagi, sementara mulutnya telah kembali asyik mengulum kemaluan Ronny, yang pelahan lahan juga mulai hidup lagi.

Lidahnya bermain kemana mana, bahkan diangkat nya pantat Ronny dan lidahnya menyapu anus laki laki itu yang melenguh nikmat..

Ronde kedua ini kami lakukan dengan lebih santai, bahkan istriku kini telah ‘berani’ mengatur posisi kami,dimintanya aku telentang lalu dalam posisi 69, tubuhnya diatas tubuhku, dengan kemaluanku dalam mulutnya dan memberi tanda pada Ronny untuk memasukan kemaluannya dalam vaginanya yang berada tepat diatas mukaku

Melihat kemaluan laki laki itu yang tidak sampai 5 CM diatas mukaku masuk-keluar vagina istriku,aku tak tahan lagi kujulurkan lidahku dan menjilati klitorisnya sementara kemaluan Ronny dengan irama teratur masuk-keluar vagina istriku, yang menghisap kemaluanku dengan kuat dan penuh nafsu, apalagi saat Ronny menghunjamkan kemaluannya dalam-dalam dan lidahku menjilati klisorisnya.

Cukup lama kami dalam posisi seperti itu, kami lalu berganti posisi lagi dan kini dengan ‘menunggangi’ Ronny, Anita istriku berada diatas, mengatur iramanya dan kembali hampir bersamaan kami mencapai ejakulasi, dengan sentakan yang keras,bergerak melemparkan kepalanya kebelakang, istriku mencapai orgasmenya yang kedua malam ini,disusul Ronny yang mengejang dan menyemburkan air maninya dalam vaginanya dan aku menyusul, memegang kepala istriku menyemburkan air mani yang terasa ‘menembak’ dengan derasnya dalam mulut istriku sendiri.

Malam itu ganti berganti aku dan Ronny menggeluti tubuh Anita yang entah bagaimana seperti tak kunjung puas, entah berapa kali ia orgasme dan entah berapa kali pula aku dan Ronny ganti berganti menumpahkan air mani kami, baik itu dimulut maupun di dalam vaginanya.

Ketika akhirnya Ronny pulang, kami tertidur kelelahan masih dalam keadaan telanjang bulat dengan sprei yang acak acakan,dan tubuh yang penuh bercak air mani dan cairan vagina.

Fantasiku telah terwujud, dengan sensasi yang kualami sangat berbekas, berhari hari sesudahnya kami jadi seperti pengantin baru, setiap ada kesempatan kami selalu bersetubuh, sungguh ....ternyata ‘refreshing’ model demikian sangat membantu meningkatkan gairah seksual kami berdua.

Anniversary

Aniversary (2005)
Kembali sebuah pengalaman yang kuceritakan untuk semua

Hampir selama dua minggu kami cukup sibuk menyiapkan pesta peringatan hari ulang tahun perkawinan kami yang ke..belas, sejak jam tujuh para undangan yang terdiri dari keluarga, kerabat dan teman teman dekat mulai berdatangan di bungalow tepi pantai yang kami sewa, dan pesta berjalan semarak,, makan, minum, gurauan, dan semua acara yang dipersiapkan berjalan penuh keriangan hingga menjelang tengah malam saat para tamu mulai meninggalkan tempat acara berlangsung.

Tengah malam hanya tinggal kami berenam, aku dan istriku, Anton dan Hanne istrinya serta Joko dan Roy, semua adalah relasi bisnis yang sudah saling mengenal akrab, namun bukan ’teman’ dalam artian yang berhubungan dengan masalah sex, hanya sekedar teman baik dan mereka sama sekali tidak pernah mengetahui keterlibatan kami dalam lifestyle yang selama ini dijalani.

Anton adalah seorang bisnis eksekutif berusia hampir 50 tahun masih cukup atletis pada usianya dan Hanne yang kuperkirakan sekitar 10 tahun lebih muda, masih cukup cantik berkulit putih dan memiliki payudara yang tidak terlalu besar, kalah dengan Anita, tapi dandanannya yang cukup sexy memberikan pemandangan yang cukup menyegarkan sementara Joko bertubuh tinggi besar, cenderung agak gemuk adalah seorang akuntan yang selama ini cukup berhasil mengelola sebuah akuntan publik yang ia miliki pada usianya yang relatif muda belum 40- tahun, dan Roy Sales manager sebuah perusahaan yang cukup dikenal di negeri ini, berkulit hitam, sesuai dengan asalnya di bagian timur Indonesia.

Berenam kami masih ngobrol ngalor ngidul dan gelas berisi minuman keras semakin cepat kosong untuk langsung terisi lagi, sebenarnya aku agak ‘kuatir’ juga karena aku tahu persis, salah satu reaksi minum yang terlalu banyak bagi istriku adalah libidonya yang akan segera ‘naik’, ya itu kuketahui dengan jelas.

Benar saja, saat aku sedang ke belakang , Anita menyusulku dan berbisik “Pah.., mereka mau pulang atau mau ‘dibikinin’ acara..?”, dan aku agak bingung untuk menjawab. Masalahnya mereka bukan orang yang selama ini kami tempatkan dalam pergaulan yang seirama dengan ‘lifestyle’ kami, disisi lain kalau saja kami ‘salah’ melangkah, resiko cerita yang bisa tersebar akan berakibat cukup buruk, namun saat itu ingatan tentang betapa mengasyikan dan merangsangnya suatu ‘permainan’ terbayang di kepalaku dan menimbulkan gelombang yang membuatku juga jadi ingin melakukannya, apalagi ini sudah berjalan lebih dari 4 bulan sejak ‘occasion’ kami yang terakhir, apalagi disana ada Hanne dan Anton, suami istri yang sudah sekian puluh tahun berkeluarga dan aku tak tahu pandangan mereka tentang perilaku sex yang ‘tidak biasa’.

Otakku berpikir keras mencari suatu ide untuk mengukur keadaan, mengetahui seberapa jauh kami bisa melangkah dan menyaring siapa saja yang pantas untuk tetap bertahan dan siapa yang harus dipulangkan.

Aku memberi tanda pada Anita dan saat kami di belakang menyiapkan tambahan minuman kubisikan rencanaku yang dengan wajah sumringah ia menyambutnya.

Membawa nampan berisi minuman Anita melangkah kedepan dan saat melewati Hanne ia seakan terpeleset dan tumpahan minuman membasahi hampir seantero pakaian wanita itu.

“Aduh..maaf, sorry ya, nggak sengaja.., terpeleset sih...saya...” katanya sambil secara refleks membantu Hanne mengelap pakaiannya, namun pakaiannya terlalu basah untuk bisa dilap begitu saja.
“Yuk..., katanya menarik tangan dan mengajak Hanne kekamar dan menawarkan pakaian ganti sementara, sambil menunggu pakaian wanita itu kering.

“Waw...” kataku ketika melihat mereka keluar dari kamar, karena Hanne kini menggunakan sebuah bathrobe yang selama ini tersedia di kamar mandi, dan aku tahu kalau ia pasti tidak mengenakan bra, sementara Anita tetap dengan penampilannya.

“Ton..istrimu cantik banget lho..” kataku pada Anton, “Iya dong...kalau nggak cantik bukan istriku.., tapi Anita juga sexy banget loh, “ jawabnya menimpali sementara kedua laki laki yang lain juga mengiakan.

Anita memang pandai, ia pasti sudah menyembunyikan tali bathrobe itu entah dimana sebelumnya, karena bathrobe yang seharusnya menggunakan tali itu terlihat polos dan tampak betapa sibuknya Hanne menjaga agar tidak terbuka saat mengubah posisi duduk.

Kejadian tadi ternyata tidak mengurangi kegembiraan kami, dan terkadang Hanne lupa memegang pakaian yang dikenakannya dan tepat seperti dugaanku, ia tidak menggunakan bra yang pasti tadi basah, sehingga sesekali saat terbuka kami sempat melihat gundukan payudaranya, yang membuat aku dan kedua laki laki lainnya terpukau.

Hanne yang duduk di sebelah suaminya tidak menyadari kalau sebagian bathrobe yang panjang itu terduduki oleh Anton, sehingga suatu saat ketika ia berdiri untuk pergi kebelakang, bathrobe itu terlepas......

Kami semua terhenyak.., karena kejadian ini sedikitpun tidak kami duga.., dan disitu Hanne berdiri, terkejut, terpana dengan tubuh polos hanya menggunakan celana dalam hitam , dan ketika ia sadar agak terpekik ditariknya bathrobenya dan ia berlari ke kamar disusul Anita istriku.

“Maaf..” kata Anton.., “wah..dia pasti ngamuk deh..pulang nanti” katanya lagi., 
Aku menahannya ketika ia mau menyusul istrinya, “biar Anita yang menyelesaikan, pasti lebih manjur, kalau kamu yang kesana ntar perang dunia, bisa nggak tidur kita” kataku lagi meyakinkan, dan syukurlah Anton menurut.
“Emm. Is It allright Ton..? ” tanyaku, dan aku melanjutkan..”kita nih yang mesti bilang sorry.., tapi thank you juga bisa mendapatkan pemandangan indah dari istrimu.., it is allright for you?, jangan sampai gara gara aku mengundang kalian jadi masalah dikeluarga” kataku melanjutkan.

“Aku sih nggak apa”, lagian kalian kan temen deket, “lagian kan istriku nggak memalukan kok..iya..kan ?” katanya lagi dengan jenaka, “ya iya.., kita kagum kok, at her age your wife is really pretty..”, tiba tiba Roy menjawab, dan kami semua tertawa mengingat kejadian tadi.

Aku menghela nafas, minimal Anton bukan seseorang yang berpandangan kuno.

Tak lama kemudian Hanne dan istriku melangkah keluar kamar, dan yang membuat kami tercengang Anita juga memakai bathrobe, “biar fair” katanya.., “solidaritas antar wanita..” katanya lagi., dan secara penuh arti Anita memandangku, entah apa yang di perbincangkan kedua wanita itu?”

Semua kembali ke suasana semula, dan walau aku tahu disengaja, namun dengan gaya yang jauh lebih cuek istriku sama sekali tidak menjaga bathrobe yang dikenakannya sehingga sering payudaranya terpampang jelas dihadapan kami semua, dan suatu saat ia membisikan pada Hanne yang lalu berbisik pada suaminya.

Anton nampak berkerut kening sedikit namun rupanya Hanne berhasil meyakinkan suaminya yang lalu mengambil sebuah gelas dan sendok kecil lalu mendentingkannya seperti gaya di film film kalau mau meminta perhatian.

“Guys,..rupanya tadi Anita dan my wife ini sudah berunding, mereka mau balas dendam karena kalian melotot saat bajunya terbuka” dan sebelum mendapat jawaban dari yang lain Anton melanjutkan “mereka mengajak bertaruh..”

“Taruhan..?”hampir bersamaan Roy dan Joko menyahut

“Iya.., kita bikin game, nah detailnya siapa yang mau jelaskan ..?, kamu atau Anita ..?” lanjut Roy.

“Anita” Hanne menjawab, namun dari suaranya aku tahu kalau ia agak nervous

Dengan senyum dan sikap yang santai Anita lalu menjelaskan “Gini, kita bagi dua kelompok, kelompok pria, kalian berempat dan kelompok wanita, aku dan Hanne”, lalu ia melanjutkan saat tahu kalau semua mendengarkan dengan penuh perhatian, “Seperti kalian tahu, kita berdua kan cuma pakai jubah begini, nah permainannya adalah ....ayo bantu dulu bersihin meja ” istriku menghentikan ucapannya, lalu mengangkat dan merapihkan meja dengan memindahkan semua barang, gelas, asbak, botol dan lain nya dari atas meja, semua ikut membantu walau belum mengerti tujuannya hingga meja itu kini bersih, dan semua itu dilakukan dengan santai seakan tidak sadar kalau payudaranya terpampang membuat yang lain kadang terkesima.
Setelah meja rapih, diambilnya sebatang rokok, lalu didirikannya tepat ditengah meja.

“Oke.., sekarang semua mundur”, lalu diambilnya sebuah coin uang logam dari tasnya, dimintanya kami semua mundur dengan jarak sekitar hampir dua setengah meter, lalu dibuatnya sebuah pembatas.

“Nah yang mau ikutan boleh tinggal, yang nggak mau harus pulang, karena tadi kalian sudah melihat hampir seluruh tubuh Hanne, jadi supaya fair kita bikin permainan ini, sekalian supaya ramai, group laki laki harus bergiliran melempar coin ini kearah rokok itu, kalau kena dia menang dan berhak mengajak salah satu Hanne atau aku berdansa, disini kan ada music player,”katanya yang lalu dilanjutkan dengan “yang tidak kena harus melepaskan satu lembar pakaiannya , begitu berulang ulang, ok?”

Aku tersenyum, cerdik benar istriku ini, sangat sulit mengenai sebatang rokok ditengah meja dari jarak sejauh itu, namun iming-iming boleh berdansa dengan salah satu wanita cantik hanya memakai bathrobe sungguh merangsang.

“Jadi..? ayo siapa yang ikutan kesini”, katanya menunjuk posisi dibelakang pembatas, dan ternyata walau dengan pandangan agak bingung Roy dan Joko melangkah kesana, lagi pula..............siapa yang mau pulang dalam suasana begini ?.

Sebelum dimulai Anita memberiku tanda untuk memutar musik dan suara musik lembut mengalun diruangan itu, membuat suasana tegang menjadi agak santai.

“Ok.., siapa duluan..?” tanyanya dan aku tahu kalau tidak dimulai tidak akan jalan maka aku mengajukan diri, lagi pula dulu aku juara melempar gelang ke botol jaman masih sekolah.

Dengan uang logam Rp. 500,- berwarna kuning aku mengambil jarak, ancang – ancang dan melemparnya, ....luput............., maka istriku lalu menghampiriku dan memintaku melepaskan sweater yang kukenakan.

Berikutnya giliran Anton, Joko dan Roy dan semua luput, karena Roy tidak menggunakan jas maka kemeja nya lepas dan kini hanya berkaus singlet.

Giliranku berikutnya aku benar benar berkonsentrasi dan ..berhasil., maka aku mengajak Anita berdansa (sebenarnya sih pingin mengajak Hanne, tapi kuatir membuat suasana kurang nyaman aku mengajak istriku dulu, sekalian memberi contoh), kami berdansa sesuai lagu, tanganku berada ‘didalam’ bathrobe yang dikenakannya memeluk tubuh telanjang dibalik jubah itu istriku erat erat, dan semua pasti bisa melihat bagaimana kami berdansa berpelukan dan bagaimana tanganku ‘bermain’ dibalik jubah itu.

Lima menit kemudian permainan dimulai lagi, dan belum ada yang berhasil, Anton kini hanya mengenakan celana panjang, kemeja dan kaus kainya sudah lepas, Joko juga sama, dan Roy paling parah, dia hanya bercelana pendek, rupanya dibalik celana panjangnya masih ada celana pendek.

Pada putaran berikut akhirnya Roy berhasil dan yang dipilihnya Anita untuk berdansa, mungkin karena dilihatnya istriku lebih berani memampangkan tubuhnya, dan ia berdansa persis sama sepertiku, tangannya juga didalam bathrobe istriku, dan entah apa yang dilakukannya dibalik itu ?, Anton menatapku sekilas dan ketika melihat aku tetap ceria dan tidak terpengaruh, bahkan bertepuk tangan memberi semangat ia juga menjadi santai.

Giliran selanjutnya Joko berhasil, dan otomatis ia mengajak Hanne berdansa, walau agak ragu namun dorongan hatinya, seruan dari kami semua membuatnya berani berdansa sdengan cara yang sama, walau mulanya agak kaku karena Hanne terlihat agak tegang namun lama kelamaan menjadi relax dan mereka berdansa atau tepatnya berpelukan ditengah ruangan dan tangannya juga ada didalam bathrobe yang dikenakan Hanne.

Suasana semakin santai, relax dan perlahan lahan atmosfer ruangan mulai berubah, atmosfer yang relax namun mengandung suasana erotis, aroma sex mulai terasa dan semakin lama semakin kental.

Lemparan demi lemparan kembali dilakukan dan kini Anton, Roy, dan Joko hanya tinggal bercelana dalam, aku agak beruntung karena jumlah yang kukenakan masih satu buah lebih banyak karena awalnya aku pakai sweater, membuatku masih mengenakan celana panjangku.

Kedua wanita itu juga semakin bersemangat, kadang mereka berbisik dan cekikikan saat salah satu dari kami harus melepaskan pakaian yang dikenakan.

“Nah...”, kataku memecah ketegangan, karena satu lemparan yang gagal akan membuat salah satu dari laki laki yang ada akan telanjang bulat, “kalau ada yang gagal, kan habis dong modalnya, lalu terusannya gimana..?”. tanyaku melanjutkan.

“Yang udah habis boleh ikut terus kalau menang satu potong dikembalikan, dansa jalan terus, kalau nggak mau terus boleh ambil pakaiannya, tapi harus pulang, ..ya kan..? kali ini Hanne yang menjawab walau dengan wajah memerah sambil meminta pendapat istriku, kulihat matanya agak sayu, aku tahu kalau ia sudah terpengaruh.

“Ton,.. it is okay for you ?, “ tanyaku pada Anton, namun ia sedang terkesima memandang payudara istriku yang menyembul keluar, dan dengan agak kaget dan sedikit tergagap ia menjawab “i..iya.., terus dong..”

Setelah semua setuju kami meneruskan dan ketiga laki laki yang tinggal bercelana dalam itu mengundi giliran, Joko yang pertama,

Kami semua menahan nafas saat ia melempar dan ‘Klontang’ suara uang logam jatuh dimeja terdengar sangat nyaring dan ...gagal....., dengan wajah merah ia menatap kami dan istriku menghampirinya “Ayo..., c’mon... “ katanya dan dengan sangat kaku ia melepaskan celana dalamnya dan kini ia berdiri telanjang bulat, kemaluannya jelas menegang, dan kedua wanita itu menatap benda yang bergoyang goyang itu dengan menahan nafas.

Giliran berikutnya adalah Anton dan nasibnya bagus.., ia berhasil, tanpa disuruh ditariknya tangan istriku dan mereka berdansa atau lebih tepatnya berpelukan, tangannya juga ada didalam bathrobe yang dikenakan istriku, tangan Anita memeluknya dan mereka bergerak perlahan dengan rapatnya.

Hanne tampak memperhatikan sebentar namun perhatiannya lebih tertuju ke Joko yang tampak agak salah tingkah, dengan kemaluannya yang tegang membelah angkasa.

“Aw..” suara terkejut itu datang dari Hanne, saat celana Roy terlepas dan kemaluannya terlepas dari ‘kungkungan’, dan aku serta Anton juga terperangah melihatnya. Aku yakin kalau panjang benda itu mungkin bisa mencapai 23 Cm, dengan lingkar yang besar sekali dan urat urat yang tampak menonjol, kepalanya nampak sangat besar dan mengkilat terkena cahaya lampu, dan jelas nampak kalau kedua wanita itu terkesima melihat benda yang luar biasa itu..

Kini kami semua yang laki laki sudah tidak mengenakan sehelai benangpun, tinggal mencari peluang ‘membalas’ kekalahan.

Ketika giliran Roy yang menang, ia menarik tangan istriku, seperti yang lain mereka berdansa namun kini Roy telanjang bulat dengan benda besar menempel diperut istriku, dan tangannya juga ada dibalik jubah itu, “Hey.., biar adil..buka dong bathrobe nya” kataku yang disetujui serentak oleh yang lain dan tanpa harus disuruh untuk kedua kalinya jubah itu dalam hitungan detik sudah terlempar.

Kini mereka berpelukan ditengah ruangan dengan eratnya, Roy telanjang bulat dan istriku hanya menggunakan celana dalamnya, aku yang sudah bosan dengan acara lempar coin menghampiri mereka lalu dari belakang kuturunkan celana dalam istriku yang sama sekali tidak protes dan mereka meneruskan gerakannya, namun kini tangan Anita sudah menggenggam kemaluan Roy yang tegang itu, walau jari tangannya tidak cukup untuk melingkari sepenuhnya.

Anita berbalik dan kini Roy memeluknya dari belakang, tangan laki laki itu meremas dan memainkan payudara istriku dan memilin putingnya, sementar istriku menggesekan kemaluan yang sangat besar itu di belahan pantatnya.

Kembali istriku berbalik dan dengan kepala mendongak, bibirnya sudah saling melumat dengan bibir Roy, setelah beberapa saat ia melepaskan diri, menghampiriku memeluk dan menciumku “Happy Aniversary, I love you” bisiknya, “I love you too” jawabku dan kami berciuman lama

Hanne yang masih terpaku melihat itu dihampiri oleh Anita yang membisikan sesuatu, dan membantunya melepaskan bathrobenya dan sekaligus celana dalamnya, lalu ditariknya Joko yang sedang bengong dan dipasangkannya dengan Hanne dan bergeraklah mereka, berdansa dan saling memeluk dengan tubuh telanjang bulat, sementara ia sendiri menarik Anton dan kini kedua pasang manusia itu berdansa telanjang ditengah ruangan. saling berciuman, saling meremas dan memeluk.

Tiba tiba Anita melakukan gerakan yang lain, ia meliukan tubuhnya, semakin rendah dan akhirnya berlutut dilantai dan kemaluan Anton yang sudah tegang itu sudah berada dimulutnya,.

Anton hanya bisa memegang kepala istriku, matanya melihatku seakan bertanya dan ketika dilihatnya aku tersenyum dan mengangguk, ia lebih santai dan mulai menikmati permainan mulut istriku yang memang sangat pandai dengan lidah dan bibirnya, hisapan dan jilatannya yang sulit dilupakan laki laki manapun.

Joko yang tadi hanya berpelukan dengan Hanne, ketika melihat adegan itu menjadi berani dan mulai menciumi dan menghisap payudaranya, sambil tetap memeluknya erat erat dan Hannepun menerimanya sambil tangannya juga sudah memainkan kemaluan Joko yang walau tidak sebesar Roy tapi juga tidak kecil.


Anton rupanya tidak kuat menerima perlakuan istriku yang menjilati bijinya, menjilati batang kemaluannya, menghisapnya dan dengan tangan memegang kepala istriku pinggulnya diayun maju mundur dan kemaluannya sudah keluar masuk dimulut istriku, dan dengan satu teriakan tertahan ia menyemburkan air maninya, yang seperti biasa pasti tidak disia siakan oleh Anita.

Joko yang rupanya sudah bernafsu mengajak Hanne ke sofa dan dengan posisi doggy style ia mengarahkan kemaluannya ke vagina istri Anton, yang membantu dengan tangannya meletakan kepalan kemaluan itu dimulut vaginanya dan sentakan saat kemaluan itu menrobos masuk membuatnya mengerang, aku tidak menyia nyiakan peluang yang ada, kuposisikan diriku didepan mulutnya yang lalu menerima kemaluanku dalam mulutnya.

Anton yang nampak lemas, terkulai diosofa mnenonton istrinya menerima kemaluan Joko di vaginanya dan kemaluanku dimulutnya, sementara istriku sudah menarik Roy didorong duduk disofa dan berjongkok dihadapannya dengan wajahnya berjarak kurang dari 10 Cm dari kemaluan besar milik laki laki itu.

Seperti seorang ahli diamatinya kemaluan yang sangat besar itu, lalu lidahnya mulai menyentuh kepala kemaluan yang agak basah karena cairan bening yang keluar, dan selanjutnya dengan penuh perasaan ia menjilat, mencoba menghisap dengan memasukan kepala kemaluan itu dalam mulutnya namun hanya topi bajanya saja yang bisa masuk, dan kembali lidahnya menjilati bijinya, batangnya, sementara kedua tangannya mengelus dan meremas serta memainkan batang kemaluan laki laki itu.

Joko mempercepat gerakannya dan dengan satu erangan ia membenamkan kemaluannya dalam dalam dan menyemburkan air maninya dalam vagina Hanne, sementara aku masih belum, tapi setelah joko melepaskan batang kemaluannya kurubah posisi dengan Hanne dibawah, kemaluanku menerobos masuk vagina yang masih penuh air mani Joko itu, ‘uhh...’agak mengerang aku merasakan hangatnya vagina yang masih penuh itu.

Kami bersetubuh beberapa lama dan ternyata Hanne adalah type yang ‘ramai’, mulutnya nyerocos terus ‘iya...yah...terus...uh..., dorong....dorong..., yang dalam...ahhhh...” dan seterusnya dan semakin ramai ketika ia mendekati klimax, dan akhirnya hampir bersamaan kami tiba “uh......enak.....****** enak..., ah......iya yang dalam...jangan berhenti...ya....aaaaahhhhhhhhhhhhh..keluaaaaaaarrrrrrrrrrrrrr” pekiknya, dan akupun menambah jumlah air mani dalam vagina Hanne disaksikan suaminya.

Kami tergolek lemas, dan kini semua kami memperhatikan istriku, Roy telentang dilantai, istriku jongkok diatasnya dan mengarahkan kemaluan raksasa itu kedalam vaginanya, sempat kupikir..’apa muat..?’, dengan tegang kami semua menonton, namun ternyata dengan perlahan kepala kemaluan itu mulai terbenam..., kulihat expresi anita agak meringis, namun exciting dan sedikit demi sedikit batangnya semakin dalam memasuki vagina istriku, Anita yang jarang mengerang keras kini melenguh dan mulai menggoyang pinggulnya, buah dadanya bergoyang goyang berguncang, dan Roy menangkapnya dengan tangannya dan meremas remasnya.
Posisi itu tidak lama, karena rupanya Anita minta dirubah kini Roy diatas dan ia mulai mengayunkan pinggulnya dan batang kemaluan nya itu keluar masuk seperti piston dalam vagina istriku.

“Ah....., ...ah.... dan kulihat tangan istriku menjambak rambut Roy, mulutnya mencari bibir laki laki itu dan aku yang mengenal istriku tahu kalau ia akan segera mencapai klimaxnya yang pertama.

Benar saja, dengan desahan keras ia melenguh, “hhh..ah.....< tubuhnya menegang, pinggulnya terangkat tinggi...dan dengan satu helaan nafas yang keras ia mendesah..”ah............aku keluaaarrr”

Setelah itu ia tidak banyak bereaksi, membiarkan Roy mengayunkan pinggulnya terus, dan ketika gerakannya semakin cepat dan semakin cepat, ia imbangi lagi namun pada satu titik dimana laki laki itu hampir klimax tiba tiba disuruhnya Roy mencabut kemaluannya lalu ditariknya kemaluan besar itu dan dibawa kemulutnya, dan srrt... semua bisa melihat dengan jelas bagaimana cairan putih kental keluar dari lubang kecil dikepala kemaluan itu, memasuki mulut istriku yang terbuka, memenuhi lidah Anita lalu terlihat bagaimana leher jenjang nya bergerak menelan, namun air mani yang keluar sungguh sangat banyak, akhirnya kepala kemaluan itu memasuki mulut Anita , dari sela sela bibirnya cairan mani yang mengalir jelas terlihat, dan lidah istriku masih terus bergerak ‘membersihkan’ semua cairan dan lendir yang ada dibatang kemaluan Roy.
Terakhir dengan jari tangannya dibersihkannya sisa cairan dibibirnya dan disapukan kelidahnya.

Kami semua benar benar terpana dengan pemandangan yang bahkan blue film sekalipun tidak se-erotis itu.

Setelah beristirahat sejenak kedua wanita itu dengan melenggang dan bertelanjang bulat menuju kamar mandi dan setelah itu giliran kami membersihkan diri, 

“Anita benar benar luar biasa ya” kata Anton kepadaku, “Hm...Hanne juga nggak kalah Ton, veggynya legit sekali, biar habis diisi Joko tapi dindingnya masih terasa banget,..bener...istrimu nikmat sekali ” jawabku 

Kami ngobrol dan minum, lalu sesi kedua dimulai, saat aku sedang dalam posisi 69 dengan istriku, Anton yang rupanya ingin merasakan vagina istriku mengambil posisi dopggy style memasukan kemaluannya dari belakang, tidak sampai 5 Cm dari wajahku, sehingga jelas kulihat bagaimana kemaluan itu menembus masuk, dijepit oleh sepasang bibir vagina yang kemerahan dan setiap kali ditarik batangnya klitoris Anita seperti mengerut dan memanjang saat dibenamkan, akupun santai saja menikmati mulut istriku di kemaluanku dan lidahku membantu dengan memainkan klitorisnya.

Anton tidak lama bertahan, gerakan nya semakin cepat dan srrrt..., ia menyemburkan air maninya dalam vagina istriku, hanya dalam jarak kurang dari 5 Cm dari wajahku,
Saat kemaluannya terlepas kupikir istriku akan merubah posisi namun tiba tiba ia merendahkan vaginanya dan ...vagina yang masih penuh lendir itu ditempelkan paksa di mulutku, ...apalagi yang bisa kuperbuat selain menjulurkan lidah..?

Setelah beberapa lama baru aku ‘dibebaskan’ oleh istriku lalu dengan senyum nakal ia mulai menjilati wajahku yang jadi basah tadi.

Aku masih sempat melirik melihat Hanne dalam posisi di bawah di ‘hantam’ oleh Roy, sementara Joko mengocok kemaluannya persis diatas wajah Hanne.

Sekejab kemudian terdengar Hanne berteriak penuh kenimatan dan lenguhan Joko yang menyodorkan kemaluannya yang sedang berejakulasi kemulut Hanne dan disambut tanpa ragu.

Masih beberapa saat Roy menyetubuhi Hanne untuk kemudian juga melepaskan air maninya dalam vagina Hanne.

Sisa malam itu kami habiskan dengan satu putaran permainan lagi dan menjelang subuh semua berpamitan meninggalakan kami, yang langsung tertidur kelelahan.

Tinggal menunggu cerita mereka , saat bertemu kelak tentang kesan malam ini, khususnya Anton, ingin kudengar pendapatnya.

Musim Panas di Los Angeles - 3

  Ketika keluar dari kamar Jeanne, aku mencium wangi makanan. Sepertinya Jeanne membuat nasi goreng dan oseng-oseng ayam dan udang dengan sa...